:
Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 10 Desember 2021 | 15:47 WIB - Redaktur: Elvira - 499
Jakarta, InfoPublik – Kesuksesan Pertemuan Pertama Tingkat Sherpa G20 (1st G20 Sherpa Meeting) pada 7 – 8 Desember 2021 di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dinilai menjadi tolok ukur kemampuan Indonesia dalam menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) internasional tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, menjelaskan, pertemuan pembuka dari seluruh rangkaian pertemuan Presidensi G20 Indonesia 2022 ini diadakan secara hybrid, yakni kombinasi daring dan luring, agar tetap terlaksana dengan aman dan efektif di masa pandemi COVID-19.
“Pada pertemuan ini, sebanyak 21 delegasi hadir secara fisik di Jakarta, 14 negara lainnya hadir secara daring, sementara tiga negara hadir secara hybrid," kata Menkominfo di Jakarta, pada Jumat (10/12/2021).
Lebih lanjut Menkominfo menjelaskan acara ini menerapkan protokol Kesehatan (prokes) ketat, yang dimulai sejak delegasi G20 tiba di Indonesia.
Setiap delegasi, kata dia, harus sudah mendapatkan vaksin dosis penuh, menunjukkan hasil swab polymerase chain reaction (PCR) negatif yang diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam, dan mengunduh aplikasi PeduliLindungi.
"Pemerintah juga menyediakan jalur khusus untuk kedatangan delegasi G20 agar meminimalisir kontak fisik dengan para penumpang maupun petugas bandara di sepanjang jalur kedatangan umum," katanya.
Dalam penerapan prokes ini, setiap hari pemerintah melakukan tes swab antigen terhadap seluruh peserta pertemuan G20 dan menerapkan protokol bubble untuk mencegah penularan COVID-19.
Para delegasi G20 yang hadir dipastikan harus menunjukkan hasil swab negatif, yang dipantau sejak kedatangan hingga kepulangan mereka.
“Sebanyak 644 tes telah dilaksanakan dengan seluruhnya menunjukkan hasil negatif,” imbuh dia.
Pelaksanaan prokes ketat tersebut menurutnya sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, saat memberikan pengantar rapat terbatas mengenai evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu.
Kemampuan Indonesia dalam mengendalikan pandemi, di tengah penyelenggaraan pertemuan G20 dinilai menjadi aspek kritikal yang harus terus diprioritaskan.
Hal ini juga membuktikan kepiawaian Indonesia dalam menerapkan prokes yang optimal untuk pemulihan roda perekonomian nasional maupun global yang semakin progresif dan resilien.
"Presiden Joko Widodo mengharapkan pengawalan yang ketat oleh Satgas COVID-19 terhadap para delegasi saat di Indonesia, baik di bandara, venue, maupun hotel," kata Menkominfo. (foto: AYH/Humas Kominfo).