DEN: Transisi Energi Menjadi Fokus RI di Presidensi G20

:


Oleh Eko Budiono, Senin, 6 Desember 2021 | 12:21 WIB - Redaktur: Untung S - 297


Jakarta, InfoPublik - Dewan Energi Nasional (DEN) mendukung arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia, agar dunia usaha mendetailkan kebijakan pemerintah terkait transisi energi yang menjadi salah satu fokus pada forum G20 di Bali pada 2022.

G20 merupakan kelompok 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Keanggotaanya terdiri atas 19 negara dan satu Uni Eropa. 

Hal itu disampaikan Anggota DEN dari unsur industri Satya Widya Yudha, melalui keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).
 
Satya mengatakan transisi energi menuju energi hijau dan berkelanjutan merupakan satu dari tiga fokus Indonesia dalam forum G20 tersebut.

Dua fokus lainnya adalah arsitektur kesehatan global dan ketiga adalah transformasi ekonomi dan digitalisasi.

"DEN mendukung sepenuhnya arahan Presiden selaku Ketua Presidensi G20 agar dunia usaha mendetailkan langkah-langkah dalam transisi energi tersebut," kata Satya yang juga Ketua Komite Tetap Kebijakan dan Regulasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Satya yang hadir dalam Rapimnas Kadin di Bali tersebut mengatakan, pihaknya juga mendukung pertemuan Business 20 (B20) sebagai forum bisnis di antara negara-negara G20 yang tujuannya merealisasikan tugas pokok pemerintah dalam G20.

Dalam pertemuan B20 itu, Kadin Indonesia ditunjuk menjadi Ketua Presidensi B20.

Satya  menambahkan perlunya kerja sama internasional dalam pendanaan untuk perubahan iklim, agar negara maju merealisasikan pendanaannya kepada negara berkembang seperti Indonesia khususnya dalam memitigasi dan mengadaptasi perubahan iklim.

Sebelumnya, saat membuka Rapimnas Kadin Indonesia Tahun 2021 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/12/2021), Presiden Joko Widodo meminta Kadin mendetailkan kebijakan pemerintah terkait tiga fokus Indonesia pada Presidensi G20 pada 2022.

Presiden meminta Kadin mendetailkan lagi terutama berkaitan dengan reformasi ekonomi, reformasi struktural, pendampingan bagi UMKM, dan transformasi ekonomi.

Satya mengungkapkan keterlibatan dunia usaha dalam pencapaian target negara agar bisa mencapai net zero emission atau emisi nol karbon sangat vital.

Hal ini disebabkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen dan keluar dari middle income trap atau perangkap pendapatan menengahpada 2043, sehingga target emisi nol karbon pada 2060 bisa tercapai.

(Foto: ANTARA)