Indonesia Salah Satu Negara Super Power Karbon Kredit dari Tanaman Mangrove

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 26 November 2021 | 11:01 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 327


Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengatakan bahwa tanaman mangrove memiliki manfaat dan berkontribusi besar dalam penyerapan karbon dioksida atau gas rumah kaca.

Saat ini pemerintah telah memiliki program restorasi mangrove seluas 600 ribu hektare dan telah berjalan untuk diwujudkan. Penanaman magrove yang berada di wilayah Bali, itu merupakan bagian dari program restorasi mangrove yang telah dicanangkan.

"Selama ini dan tahun depan mungkin hampir 200 hektare sudah direstorasi dan itu masih sebagian besar didanai oleh APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)," ujar Luhut saat meninjau lokasi penanaman Mangrove di Bali, Kamis (25/11/2021).

Pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022 di Bali mendatang, kata Luhut, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan pesan kepada pemimpin dunia dalam forum terkait pentingnya restorasi Mangrove untuk menghasilkan karbon kredit. Hal ini dikemukakan supaya negara-negara atau pemimpin dunia tidak hanya bicara konsep tapi melakukan tindakan nyata dan rill, seperti yang sudah dilakukan Indonesia saat ini.

"Jadi Presiden mengirim pesan, kita jangan ngomong-ngomong saja dalam pertemuan tinggi dunia. Karena program ini didanai 1,2 miliar Dolar AS," katanya.

Menurut Menko Marves, besarnya luasan restorasi mangrove yang dilakukan Indonesia akan memberikan nilai berupa karbon kredit, sehingga hal ini dinilai penting dan berharga serta menjadi nilai lebih bagi Indonesia.

Karena itu, lanjut dia, pihaknya bersama Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perdagangan, PT Perusahaan Listrik Negara, dan Otoritas Jasa Keuangan sedang menyelesaikan aturan turunan terkait karbon kredit yang dimaksud.

"Sekarang kami sedang menyempurnakan (aturan turunan) mengenai pelaksanaan Carbon Pricing dan Carbon Trading, kerena Indonesia salah satu negara super power dalam karbon kredit," ungkapnya.

Ia juga menambahkan tingginya karbon kredit untuk Indonesia akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia. Karena itu menurut Menko Luhut, potensi ini harus dikelola dan dimanfaatkan dengan maksimal.

"Ini kekuatan besar kita untuk menghasilkan (nilai) puluhan atau mungkin ratusan dolar untuk beberapa tahun ke depan dan ini untuk generasi ke depan. Dan akan menciptakan lapangan kerja," jelasnya.

Kunjungan kerja yang dilakukan Menko Luhut di Bali kali ini merupakan bagian dari rangkaian untuk menyiapkan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 yang digelar pada 2022 mendatang. Terkait hal ini, banyak agenda yang akan digelar dan beberapa hal perlu disiapkan atau dibenahi.

"Nanti sampah sampai G20 (berlangsung) harus bersih, penggunaan energi bersih harus dimulai, sehingga dengan begitu akan mengurangi emisi kita," sebutnya.

Ihwal persiapan Indonesia sebagi tuan rumah KTT G20, sambung Menko Marves, tidak ada masalah dan kendala yang dihadapi. Karena itu ia berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama persiapan dan segala keperluan terkait kegiatan internasional tersebut akan selesai.

"Karena kita sudah pengalaman dengan Annual Meeting IMF-World Bank Group kemarin, kendala jadi minor. Ini ada 20 spot pertemuan, jadi bukan hanya di Bali. Target selesai Agustus tahun depan," tandasnya.

Foto: Kemenko Marves