Presiden Minta Penerapan Prokes Ketat saat KTT G20

:


Oleh Tri Antoro, Senin, 22 November 2021 | 19:38 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 350


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo meminta agar pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan dimulai pada 1 Desember 2021 dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat. 

"Dunia akan melihat kita. Oleh sebab itu, kemampuan kita dalam mengendalikan pandemi betul-betul diuji dan utamanya dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Presiden Joko Widodo ketika memimpin Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Negara, Jakarta Senin (22/11/2021).

Dalam mengantisipasi hal itu, kata Kepala Negara, maka setiap pemangku kepentingan harus memastikan penerapan prokes dari mulai kedatangan para delegasi yang mengikuti KTT G20. 

Terdapat sekitar 150 pertemuan dari tingkatan pejabat yang akan digelar oleh KTT G20 yang diselenggarakan di tanah air. Saat ini, pertemuan terkait dengan Sherpa Meeting akan digelar di Jakarta dan kegiatan selanjutnya yakni Finance Track akan digelar di Bali pada awal Desember.

"Kegiatan kick off untuk Sherpa Meeting di KTT G20 nanti akan dilakukan di Jakarta dan kick off untuk Finance Track di Bali di awal Desember," tutur Presiden.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Indonesia dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian bangsa dalam beberapa waktu ke depan. Diestimasikan dari ajang ini, mampu membawa dampak yang signifikan dalam hal peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dapat mencapai Rp7,4 triliun kala ajang ini digelar di tanah air.

Di samping itu, peningkatan konsumsi domestik yang diprediksi dapat mencapai Rp1,7 triliun. Dan juga dapat menyerap tenaga kerja di berbagai sektor hingga mencapai 33 ribu orang.

"Diperkirakan 1,5 sampai 2 kali lebih besar dari pelaksanaan International Monetary Fund & World Bank Group (IMF-WBG) Annual Meetings 2018 di Bali," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, dalam Rapat Streamlining Isu Digital Forum G20 dengan Working Groups dan Engagement Groups.

Diketahui, anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris Raya, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Pada 31 Oktober 2021 lalu, Presiden Jokowi secara resmi menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi. Selanjutnya, Indonesia akan memegang Keketuaan atau Presidensi G20 mulai dari 1 Desember 2021 hingga awal November 2022. Selama Keketuaan, Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan sejumlah pertemuan internasional terkait lainnya.

Dengan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger atau “Pulih Bersama, Bangkit Perkasa”, Presidensi G20 Indonesia mendorong upaya bersama untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Foto: BPMI