:
Oleh Ahmed Kurnia, Kamis, 16 September 2021 | 07:39 WIB - Redaktur: Untung S - 1K
Jakarta, InfoPublik - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mengatakan Indonesia telah ditetapkan sebagai Presidensi G20 2022 – menggantikan Italia sebagai Presidensi G20 di 2021 - pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi, 22 November 2021 mendatang.
“Serah terima Presidensi G20 dari Italia kepada Indonesia akan dilaksanakan pada KTT G20 atau G20 Leader Summit di Roma, Italia pada 30-31 Oktober 2021,” kata Menteri Johnny dalam acara Kick Off Press Briefing G20 Presidensi Indonesia yang berlangsung virtual dari Jakarta, Selasa (14/9/2021).
Setelah serah terima, Indonesia akan melakukan rangkaian kegiatan Presidensi G20 mulai dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 nanti.
Lebih jauh Menteri Johnny juga mengungkapkan, momentum terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 – yang merupakan kali pertama – akan dimanfaatkan pemerintah sebagai aksi nyata Indonesia dalam menampilkan kepemimpinan global. “Khususnya, untuk memajukan kerjasama dan kolaborasi dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi global dan membangun ketahanan global yang berkelanjutan,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Menteri Johnny, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Keppres No. 12/2021 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia. Isinya antara lain menetapkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai Ketua I Bidang Sherpa Track dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai Ketua II Bidang Sherpa Track.
Kemudian, Menteri Keuangan Sri Mulyani didapuk sebagai Ketua I Bidang Finance Track bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebagai Ketua II Bidang Finance Track. Lalu, Menko Polhukam Mahfud MD ditunjuk sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggara Acara dan Menkominfo sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Media.
Tema Presidensi G20 Indonesia di 2022 nanti adalah Recover Together, Recover Stronger. Untuk mendukung tema itu, Menteri Johnny menerangkan pentingnya prinsip inklusivitas dan kerja sama yang tercermin dalam lima strategi prioritas, yaitu: 1. Meningkatkan produktivitas, 2. Membangun ekonomi dunia yang tangguh dan stabil, 3. Mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, 5. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kemitraan antar pemangku kepentingan dan memperkuat kepemimpinan kolektif global.
Kepercayaan Sekaligus Tanggung Jawab Besar Bagi Bangsa Indonesia
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 merupakan kepercayaan sekaligus tanggung jawab yang besar bagi bangsa Indonesia. Retno meyakini Indonesia mampu menunaikan kepercayaan dan tanggung jawab tersebut.
“Ini tentunya merupakan kepercayaan tetapi pada saat yang sama juga merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi Indonesia, yang insyaAllah yang akan kita tunaikan sebaik mungkin,” kata Retno Marsudi dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (14/9/2021) malam.
Dalam konferensi pers tersebut, Retno mengungkapkan perkiraan situasi dunia pada 2022 mendatang. Diperkirakan, dunia belum akan sepenuhnya keluar dari pandemi COVID-19. Dari aspek kesehatan, WHO menyampaikan harapan di akhir 2021, negara-negara di dunia dapat melakukan vaksinasi hingga 40 persen dari populasinya, dan 70 persen pada pertengahan 2022.
“Sementara itu, dari aspek ekonomi, saya ingin mengambil data IMF misalnya 2020 lalu, ekonomi dunia turun hingga minus 3,2 persen dan tahun ini terdapat tren positif pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 6 persen. Dan tren ini diharapkan akan berlanjut pada 2022,” terang Menteri Retno
Secara global, Menteri Retno juga memperkirakan masih terdapat kerentanan dan kekhawatiran bahwa pertumbuhan belum akan merata. Bahkan dari sisi geopolitik diperkirakan rivalitas antara kekuatan besar masih akan berlanjut, dan trust deficit atau defisit kepercayaan masih menonjol.
“Dengan latar belakang situasi dunia seperti yang saya sampaikan maka selama keketuaan Indonesia, spirit utamanya adalah pulih bersama. Untuk pulih bersama diperlukan spirit solidaritas, kerjasama, kolaborasi, kemitraan dan inklusivitas,” jelas Menteri Retno.
Menambah PDB Rp7,47 Triliun dan Menciptakan 33 ribu Tenaga Kerja
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan G20 di 2022 akan membawa dampak ke peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa mencapai Rp1,7 triliun. Diharapkan juga akan ada penambahan ke Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp7,47 triliun dan pelibatan tenaga kerja sekitar 33.000 di berbagai sektor.
“Secara agregat acara diharapkan akan berdampak 1,5 Sampai 2 kali dari efek yang dicapai dalam pertemuan IMF (International Monetary Fund) dan WB (World Bank) pada 2018 yang lalu. Karena akan ada sekitar 150 pertemuan selama satu tahun,” kata Airlangga
Pelaksanaan Presidensi G-20 dengan tema Recover Together, Recover Stronger di Indonesia ini, menurut Menteri Airlangga dinilai akan menjadi momentum bagi pemerintah untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural misalnya Undang Undang Cipta Kerja dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA).
Airlangga mengatakan amanah Presidensi G20 mendorong Indonesia mengambil inisiatif dalam koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang seimbang dan membuat G20 adaptif terhadap krisis. “Upaya ini juga menegaskan kepada dunia internasional, Indonesia siap menjadi lokomotif pemulihan ekonomi global dengan semangat konsensus dan kebersamaan,” kata Airlangga.
Tujuh Agenda dalam Bidang Keuangan
Dalam G20 finance track, pembahasan difokuskan pada penanganan isu-isu global terkini. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani ada tujuh agenda yang akan dibahas dalam finance track. Pertama,terkait bagaimana negara-negara G20 berkoordinasi untuk memulihkan ekonomi global.
“Tema Presidensi G20 recover together, recover stronger. Untuk bisa pulih bersama dan menjadi lebih kuat, dibutuhkan koordinasi dalam global policy,’’ kata Menteri Sri Mulyani dalam forum Konferensi Pers persiapan Presidensi G20, Selasa (14/9/2021) lalu.
Agenda kedua, terkait bagaimana semua negara melihat dampak COVID-19, serta mengenai ihwal productivity dan pemulihan ekonomi. “Bagaimana policy yang akan didesain, ini akan menjadi topik kedua di bidang finance track,” ujarnya.
Agenda ketiga, berhubungan dengan Central Bank Digital Currency. Keempat, mengenai sustainable finance, antara lain terkait green finance facility, termasuk bagaimana stimulus atau dukungan di bidang fiskal untuk menciptakan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang hijau dan berkelanjutan.
Kelima, terkait cross border payment. Keenam, financial inclusion, antara lain pengembangan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta transformasi digital untuk usaha kecil dan menengah.
Agenda ketujuh, terkait kemajuan dan pelaksanaan dari persetujuan dan perkembangan international taxation, antara lain membahas insentif pajak, tax and digitalization, praktik-praktik penghindaran pajak, tax transparency, tax and development, serta tax certainty.
“Inilah sejumlah topik yang sangat penting bagi Indonesia dan juga relevan serta menjadi prioritas pada pembahasan (di forum) G20 finance track,” kata Menteri Sri Mulyani.