:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 22 Juli 2021 | 07:49 WIB - Redaktur: Untung S - 358
Jakarta, InfoPublik - Guna memastikan peran Indonesia di pertemuan tingkat menteri G20 pada 2021 di Naples, Italia serta memantapkan peran Indonesia dalam memimpin pertemuan tingkat tinggi G20 di 2022, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggelar rapat koordinasi persiapan Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup G20 tahun 2021 pada Rabu - Kamis (21- 22/7/2021) dan bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Jumat (23/7/2021) secara virtual.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menekankan Pentingnya posisi Indonesia dalam G20 Ministerial Meeting di Naples nanti adalah sebagai rangkaian guna mencapai target capaian pada COP26 UNFCCC Glasgow dan menuju suksesnya penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada 2022.
“Kita harus pastikan terakomodasinya kepentingan Indonesia dalam penanganan isu lingkungan, perubahan iklim dan transisi energi dapat terakomodasi,” tegas Menko Marves Luhut kepada pada para Menteri dan wakil Menteri yang hadir, Rabu (21/7/2021).
Hal-hal yang menurutnya penting untuk dicermati dalam kompromi ada pada beberapa topik bahasan dalam Environment ministerial meeting dan Energy and climate ministerial meeting untuk mencapai konsensus adalah penggunaan istilah emisi nol bersih, karbon netral serta usulan reformulasi working group, pemisahan antara Environment and Climate Change Working Group dengan Energy Working Group.
Kemudian terkait persiapan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 di Bali, Menko Marves Luhut menjelaskan Indonesia perlu mendorong isu-isu substantif yang didalamnya Indonesia memiliki keunggulan, yakni maritim, ekonomi kreatif, ekonomi digital, energi terbarukan, pariwisata yang berkualitas dan penanganan perubahan iklim (harga perdagangan karbon, iklim laut, mangrove dan sampah laut).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memaparkan agenda 22 Juli besok. “Persiapan pada 22 Juli 2021 akan diagendakan pembukaan oleh Menteri lingkungan Italia, Saudi Arabia, dan Indonesia," tuturnya.
Menurut Menteri LHK, Indonesia perlu melakukan interfensi pada mengenai sumber daya air, penurunan tanah dan mangrove.
Pada rapat ini hadir pula Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
“Ada beberapa isu yang berpotensi berkelanjutan yang seperti ada empat negara di G20 menganggap berseberangan dengan kalimat net zero emission seperti Russia, Saudi Arabia. Sementara negara lainnya terus mendorong carbon neutrality neutrality dan net zero emission pada 2050," kata Menteri ESDM.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menambahkan, terkait dengan konteks energi terutama net zero emission pihaknya setuju dengan terminologi yang standar dan diakui dan universal.
"Kalau ada isu dari negara lain kita ambil posisi yang baik, dan yang terpenting national interest kita harus dijaga tetapi tidak mengganggu proses multirateral," ujarnya.