- Pemerintah Indonesia mengkhawatirkan dampak pandemi COVID-19 terhadap penduduk di benua Afrika, khususnya dalam bidang kesehatan, ekonomi, dan makin tingginya kesenjangan.
Dalam keterangan resmi pada Selasa (29/6/2021) dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) Kelompok 20 Ekonomi Utama (G20) di Italia, Menlu RI Retno Marsudi menegaskan dukungan terhadap Afrika harus benar-benar berdasarkan kebutuhan dan prioritas masyarakat benua tersebut.
“Dikhawatirkan bahwa hal ini akan menciptakan dampak jangka panjang seperti meningkatnya secara tidak langsung angka kematian, penurunan ekonomi, dan peningkatan hutang,” kata Menlu Retno.
Menurut Menlu Retno, pendekatan terhadap benua itu dikenal dengan prinsip “solusi Afrika untuk mengatasi tantangan Afrika” (African solutions to address Africa’s challenges).
“G20 harus dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi Afrika untuk mencapai target-target pembangunan berkelanjutan,” ujar Menlu Retno.
Menurutnya, prioritas yang diperlukan Afrika saat ini adalah vaksinasi, termasuk melalui the Partnership for Africa Vaccine Manufacturing Initiative atau Kemitraan Inisiatif Manufaktur untuk Afrika.
Kemitraan manufaktur vaksin itu telah diluncurkan Uni Afrika pada April 2021, dipicu keprihatinan karena proporsi Afrika dalam total pelaksanaan vaksinasi global sangat kecil, yakni kurang dari 2 persen.
“Karenanya, melalui inisiatif ini, Uni Afrika membuka peluang kerja sama dan kemitraan untuk meningkatkan kapasitas Afrika dalam memproduksi vaksin di kawasan,” ungkap Menlu Retno.
Selain itu, Menlu Retno juga menekankan bahwa sejak Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955, kepentingan Afrika selalu menjadi prioritas bagi Indonesia.
Dia menuturkan beberapa kemitraan yang telah dilakukan oleh Indonesia dengan Afrika antara lain kerja sama teknis bersifat tailor-made sebanyak lebih dari 1.000 program, serta penguatan kerja sama dengan Afrika yang akan dilakukan melalui Indonesia-Aid .
Dalam diskusi mengenai Afrika, kata Menlu Retno, Indonesia menegaskan pentingnya dunia mentransformasikan pendekatan bantuan menjadi kemitraan.
"Dengan menjadikan Afrika sebagai bagian dari solusi, potensi benua tersebut dapat dioptimalkan," ungkap Menlu Retno.
Pendekatan tersebut telah dilakukan oleh Indonesia melalui penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum yang menghasilkan kesepakatan bisnis senilai ratusan juta dolar AS dan penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019 yang menghasilkan proyek infrastruktur senilai 820 juta dolar AS (sekitar Rp11,9 triliun).
“Dalam pertemuan menlu G20 ini Indonesia mengusulkan bahwa G20 dapat mempertimbangkan kegiatan seperti G20-Africa Business Council atau G20 Africa Digital Expo,” ujar Menlu Retno.
(Foto: ANTARA)