Menparekraf: Pemulihan Pariwisata Tergantung Keberhasilan Penanganan COVID-19

:


Oleh Untung S, Kamis, 18 Februari 2021 | 20:38 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 269


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, pemulihan sektor pariwisata sangat tergantung pada keberhasilan penanganan COVID-19 secara nasional yang dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi oleh semua stakehokder juga masyarakat.

Menparekraf kembali menekankan, keberhasilan itu tergantung juga penerapan protokol kesehatan berbasis Clean, Health, Safety dan Environmental Sustainability (CHSE) secara ketat dan disiplin serta diimbangi dengan testing, tracing dan treatment (3T).

Hal ini juga menurut Menparekraf menjadi kunci utama dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Terutama di Bali yang merupakan lokomotif pariwisata nasional.

Menparekraf saat melakukan Rakor Virtual Kemenko Marvest "Penanganan Pandemi COVID-19 dan Pemulihan Kepariwisataan di Provinsi Bali", Kamis (18/2/2021) menyatakan, proyeksi pertumbuhan pariwisata Bali di 2021 juga masih akan sangat bergantung dengan penanganan COVID-19.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat akan menurunkan angka penyebaran COVID-19, sehingga berbagai program pemulihan yang disiapkan pemerintah bisa berjalan.

"Pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal ke-4 tahun 2020 minus 12 persen, dan kumulatif pada 2020 minus 9,31 persen. Dan proyeksi pemulihan pariwisata ini akan bergantung sekali pada kasus COVID-19. Jika kita bisa single atau double digit (angka penularan kasus COVID-19) tentu akan sangat luar biasa sehingga akan membangun confidence to travel dari wisatawan," kata Sandiaga.

Hadir dalam rakor tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Bali Wayan Koster, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, juga Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra.

Menparekraf menegaskan, penerapan protokol kesehatan yang ketat menjadi hal utama yang harus dijalankan dalam upaya menekan penyebaran COVID-19. Ia pun mendukung tindakan tegas yang diambil Pemerintah Provinsi Bali serta pihak-pihak terkait terhadap wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara yang masih tidak mengindahkan protokol kesehatan.

Sejak pelaksanaan PPKM Mikro pada 9 - 17 Februari 2021 di Bali, ada 2.658 orang yang dinyatakan positif COVID-19.

"Tidak usah khawatir saat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Wisatawan yang datang ke Bali justru menyambut baik penerapan protokol kesehatan agar bisa terjamin keamanannya saat berwisata," tegasnya.

Dalam kesempatan itu Menparekraf juga menyampaikan berbagai program yang akan dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif. Mulai dari usulan program pinjaman lunak (soft loan) dengan total Rp9,4 triliun, peningkatan, dan perluasan dana hibah pariwisata, program padat karya untuk desa wisata, juga prioritas vaksin bagi masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali serta Bali Tourism Free Covid Corridor.

"Sebanyak 80 persen masyarakat Bali bergantung pada pariwisata dan ekonomi kreatif. Mudah-mudahan dengan strategi pemulihan ini bisa kita lihat pertumbuhan ekonomi di Bali pada kuartal ketiga dan keempat," tutur Sandiaga.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, pengawasan menjadi hal yang penting dalam penerapan protokol kesehatan. Ia kemudian meminta Pemprov Bali bersama pihak terkait seperti Polri, TNI, serta imigrasi untuk menerapkan secara ketat protokol kesehatan kepada wisatawan termasuk wisatawan mancanegara.

"Agar tegas menindak wisatawan yang melanggar aturan pemerintah, termasuk wisatawan asing. Harus tegas, kita negara berdaulat tapi dengan cara-cara yang baik. Kunci semua ini adalah disiplin," ungkap Luhut.

Dia juga meminta Pemprov Bali dan Kemenkes untuk memfokuskan vaksinasi bagi tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Serta mengusulkan program padat karya pada perbaikan desa dan fasilitas umum di atraksi wisata yang mengutamakan CHSE.

Pemprov Bali juga diharapkan dapat melakukan transisi dari mass tourism ke pariwisata berkualitas. Serta meningkatkan kontribusi sektor ekonomi kreatif dan ekonomi digital sebagai bagian dari upaya alternatif livelihood dan diversifikasi sektor perekonomian.

"KTT G-20 dapat menjadi momentum pemulihan sektor pariwisata di Bali dengan meningkatkan sektor ekonomi kreatif dan digital. Momentum penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia juga akan menjadi showcasing destinasi pariwisata yang berkualitas," kata Luhut.

Gubernur Bali, I Wayan Koster, berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Bersama pihak-pihak terkait, Pemprov Bali akan memperkuat penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.

"Program-program yang disiapkan agar bisa dijalankan dalam waktu dekat," kata Wayan Koster. (Foto: Dok. Humas Kemenparekraf)