Kemenparekraf Ajak Pelaku Pariwisata Turut Aktif Tanggulangi Bencana

:


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 30 Mei 2022 | 15:11 WIB - Redaktur: Untung S - 431


Jakarta, Infopublik - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreati (Kemenparekraf) mengajak pelaku pariwisata untuk turut mengambil peran aktif dalam menanggulangi bencana demi mewujudkan industri pariwisata yang berkelanjutan.

Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, menyampaikan pemerintah Indonesia, melalui Kemenparekraf, berkomitmen membangun pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

"Salah satu opsi menanggulangi bencana adalah pariwisata yang berkelanjutan. Pelaku pariwisata pun berperan penting dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Itu yang harus kita lakukan, bagaimanapun ini kita adalah masyarakat yang hidup di ring of fire," ujar Fajar, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (30/5/2022).

Fajar mendorong pelaku pariwisata untuk melakukan upaya mitigasi bencana di destinasi wisata. Misalnya, dengan menyiapkan alat-alat yang pengamanan (safety) dalam melaksanakan tanggap darurat ketika terjadi bencana.

"Maka yang harus disiapkan oleh destinasi pariwisata kita adalah alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tanggap darurat ketika bencana itu terjadi," ujarnya.

Kolaborasi pun diperlukan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana dalam mewujudkan rencana manajemen terpadu. Misalnya, dalam pemanfaatkan data dan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk manajemen krisis kepariwisataan agar mampu mengantisipasi dalam menghadapi bencana di Tanah Air.

"Kita tidak bisa sendiri dalam pencegahan dan menanggulangi bencana. Diperlukan koordinasi erat antar K/L, misalnya dengan BNPB," ujar Fajar.

Kemenparekraf telah memiliki kerangka kerja terkait manajemen krisis parekraf mulai dari Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi, Fase Tanggap Darurat, Fase Pemulihan, dan Fase Normalisasi.

Fajar melanjutkan, Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang telah dilaksanakan 23-28 Mei 2022 di Bali menjadi momentum untuk mendiskusikan perkembangan dalam Penanggulangan Risiko Bencana (PRB).

"Dengan momentum adanya GPDRR di Bali ini harus menjadi motivasi bagi kita untuk segera atau menyegerakan kesiapsiagaan kita mulai dari pra sampai pascabencana," ujarnya.

Foto: Dok Birkom Kemenparekraf