Tsunami di Tonga, Kemlu Pastikan WNI Selamat

:


Oleh Eko Budiono, Jumat, 21 Januari 2022 | 11:19 WIB - Redaktur: Untung S - 161


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, enam warga negara Indonesia (WNI) di Tonga telah menjalin komunikasi dengan perwakilan RI di Wellington, dan berada dalam keadaan selamat pascaerupsi gunung berapi, yang menimbulkan tsunami.

Hal itu disampaikan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (20/1/2022).

“Para WNI di Tonga sudah dapat kita hubungi, kita pastikan kondisinya selamat. Kontak ini dilakukan melalui kerja sama Kedutaan Besar RI di Wellington, dengan high commission yang ada di Selandia Baru dan Tonga, telah mampu berkomunikasi dengan para WNI tersebut dan sudah terkonfirmasi bahwa kondisi mereka selamat,” kata Judha Nugraha.

Menurut Judha, terdapat enam WNI di Tonga yang telah menjalin kontak dengan perwakilan RI. Tiga dari mereka, merupakan anak buah kapal (ABK) dan satu orang adalah penghubung KBRI Wellington. Dua orang lagi belum dipastikan profesinya. 

KBRI Wellington, ujarnya, terus memantau kondisi para WNI tersebut dan siap memberikan berbagai bantuan yang diperlukan.

“Dalam kesempatan ini, kami imbau, bagi keluarga di Indonesia yang mengetahui ada keluarganya yang tinggal di Tonga, untuk dapat segera menghubungi hotline KBRI Wellington maupun hotline perlindungan WNI,” tuturnya.

Judha juga mengingatkan warga negara Indonesia, untuk melaporkan diri kepada perwakilan RI ketika berada di luar negeri.

KBRI Wellington dapat dihubungi melalui nomor +6421713167 sementara hotline perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri dapat dihubungi di nomor +6281290070027.

Sebelumnya, erupsi gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai di Cincin Api Pasifik masih aktif menimbulkan gelombang tsunami di Samudera Pasifik dan letusannya terdengar hingga sejauh 2.300 km di Selandia Baru.

Negara kepulauan Pasifik Selatan tersebut masih terisolasi dari dunia luar sejak erupsi merusak jalur utama kabel komunikasi bawah laut.

Foto: ANTARA