:
Jakarta, Info Publik - Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko menyebutkan, sebaran abu vulkanik Gunung Agung, Bali, mencapai sekitar 3.000 hingga 4.000 meter dari puncak gunung, Minggu, 26 November 2017, pukul 06.20 WITA.
Pergerakan sebaran debu ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 18 kilometer per jam. Saat ditanya kemungkinan abu tersebut bergerak ke Lombok, Nusa Tengara Barat, Hary membenarkan hal tersebut.
Meski terjadi sebaran abu vulkanik namun belum ada informasi akan dilakukan penutupan terhadap bandar udara di Lombok, NTB.
"Sejauh ini, belum ada informasi penutupan. Saat ini, sedang dilakukan koordinasi yang intensif terkait hal tersebut," ujar Hary.
Sebelumnya, dilansir Magma Indonesia, Gunung Agung di Karangasem, Bali, mengeluarkan asap kawah bertekanan sedang. Asap muncul berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 1.000 hingga 3.000 meter di atas puncak kawah. Kondisi itu teramati dari Pos Pengamatan Gunung Agung, Minggu 26 November 2017, periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WITA.
Erupsi Gunung Agung teramati dengan ketinggian 2.000 meter dari atas puncak pada pukul 05.05 WITA. Kemudian mengalami peningkatan pada pukul 05.45 WITA, dengan perkiraan ketinggian 3.000 meter dari atas puncak. Ancaman potensi bahaya masih berupa ancaman abu vulkanik.