:
Jakarta, InfoPublik - Pasca letusan freatik Gunung Agung yang terjadi pada Selasa (21/11), pukul 17.05 wita, aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai seluruhnya masih normal.
General Manager Angkasa Pura I Lombok International Airport I Gusti Ngurah Ardita memastikan, untuk sementara ini tidak ada gangguan sama sekali yang diakibatkan letusan kecil tersebut. Namun pihaknya terus memantau setiap perkembangan.
Begitu pula sebelumnya disampaikan Kepala Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, bahwa letusan freatik Gunung Agung belum berdampak pada pembatalan maupun penundaan jam keberangkatan pesawat.
Tak hanya Bandara Ngurah Rai dan Lombok, penerbangan dari Bandara El Tari Kupang ke Bali dan sebaliknya dipastikan masih beroperasi normal.
Kepala Operasional Penerbangan Bandara El Tari Kadek Tresna mengatakan, untuk saat ini kondisinya aman, tidak ada gangguan, penerbangan masih normal.
"Karena menurut penjelasan dan data meteorologi letusan yang terjadi masih ringan. Selain itu, sejumlah maskapai penerbangan pun menyatakan kondisi Gunung Agung belum membahayakan penerbangan," katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (22/11).
Manager Public Relations Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, hingga saat ini, jadwal penerbangan dari dan menuju Bali dari berbagai wilayah, baik dalam maupun luar negeri, masih berlangsung normal. Sebab hingga malam ini otoritas bandara belum merilis nota penutupan bandara.
Begitu pun Air Asia yang memastikan seluruh penerbangan masih dapat dioperasikan seperti biasanya sampai adanya nota penutupan bandara oleh pihak berwenang.
Sementara itu maskapai asal Australia, Jetstar dalam keterangan resminya menyatakan seluruh jadwal penerbangan beroperasi normal. Meski demikian, pihak Jetstar menyatakan jika abu vulkanik kembali menyembur esok, penerbangan bisa saja terganggu.
Selain itu maskapai Virgin Australia juga mengungkapkan seluruh jadwal penerbangan dari dan menuju Bali aman. Virgin Australia menyatakan terus memantau setiap perkembangan aktivitas vulkanik, cuaca, arah angin, dan notifikasi dari otoritas penerbangan terkait.
TCC Pariwisata juga melakukan pemantauan di sejumlah group media sosial. Terdapat beberapa wisatawan dan calon wisatawan yang tidak/ belum mendapatkan informasi mengenai kondisi Gunung Agung saat ini, termasuk keamanan di banyak destinasi wisata di Bali meskipun telah terjadi letusan kemarin.
Hal ini menyebabkan keraguan dan kekhawatiran untuk merencanakan kedatanngannya ke pulau ini. Misalnya pada group Bali Frienships di Facebook (FB), beberapa wisman sudah memesan tiket untuk beberapa minggu ke depan, karena belum adaya informasi yang utuh tentang destinasi keamanan yang dikunjungi, maka yang bersangkutan merasa bingung dan khawatir.
Kondisi ini yang harus dilakukan desiminasi informasi mengenai kondisi terkini Gunung Agung dan update terkait dampak sektor pariwisata khususnya menyangkut aspek 3 A (aksesbilitas, amenitas dan atraksi).
Sejumlah desa di sekitar lereng Gunung Agung terkena dampak hujan abu malam tadi setelah gunung tertinggi di Bali tersebut meletus pada Selasa (21/11/2017) sore. Namun abu vulkanik ini dengan intensitas tipis dan PVBMG menghimbau warga untuk tidak panik.
Daerah yang terkena hujan abu antara lain Desa Pidpid, Nawakerti, Bukit Galah, Sebudi dan Desa Abang. Desa-desa ini berada dalam radius bahaya Gunung Agung.
Sementara itu, terkait dengan status Gunung Agung pasca letusan kemarin sore, PVMBG belum kembali menaikkan status ke level IV (Awas).
Menurut Kepala PVBMG Kasbani, pihaknya masih perlu melakukan pemantauan intensif terlebih dahulu. Dari aktivitas vulkanik belum menunjukkan adanya lonjakan kenaikan kegempaan.
Hasil pengamatan kemarin, Selasa (21/11) pukul 18.00-24.00 Wita, puncak gunung tampak jelas. Tinggi asap kawah putih tebal keabuan tekanan agak kuat dapat diamati baik dari lereng utara, timurlaut, selatan, maupun dari lereng baratdaya 700-1000 m. Pasca eruspi freaktik yang disertai kepulan abu pukul 17:05 WITA kemarin, sampai saat ini kepulan asap putih keabuan masih berlangsung.
Terkait kegempaan, Tremor Non Harmonik berlanjut menerus selama 3 jam, tremor harmonik 1 kali, Gempa Hembusan 1 kali, Gempa Low Frequency nihil, Vulkanik Dangkal 1 kali, Vulkanik Dalam 2 kali serta tektonik lokal nihil.