:
Jakarta, InfoPublik - Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih tinggi, dan menyemburkan abu vulkanik setinggi 2,3 kilometer pada pukul 06.08 WIB, Minggu (5/11).
Berdasarkan pengamatan Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, semburan abu pada pagi itu tertiup angin lemah ke selatan-barat daya. Selain itu, ada erupsi disertai gempa selama 277 detik. Namun erupsi gunung api yang nyaris tak pernah mereda sejak tahun 2010 itu tidak mengeluarkan guguran lava dan luncuran awan panas.
"Kondisi puncak terpantau kurang jelas karena Gunung Sinabung masih sedikit tertutup kabut. Gunung Sinabung saat ini juga masih dalam status awas atau level IV," kata Armen Putra, Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung.
Armen mengimbau masyarakat sekitar Gunung Sinabung agar menghindari zona-zona bahaya karena masih berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava serta erupsi dan ancaman lahar dingin, menyusul hujan.
"Hindari zona merah. Apalagi sekarang musim hujan, hindari juga termasuk lahar. Saat ini kubah lava juga masih cukup tinggi. Jadi ancaman awan panas masih ada," kata Armen.
Lahar dingin sebagaimana dimaksud Armen sesungguhnya adalah lahar hujan, yaitu lahar letusan yang menumpuk di sekitar kawah gunung dan kemudian dialirkan hujan. Lahar itu berupa material letusan, seperti batu dan abu, yang ketika hujan bergerak mengikuti alur lembah atau sungai yang berhulu di gunung.
Sedangkan lahar letusan ialah lahar hasil letusan gunung api yang menyemburkan air dalam kawahnya, bercampur abu, kerikil, batu, dan material lain.
"Lahar letusan terjadi saat gunung api yang memiliki danau kawah meletus. Lahar letusan pastilah panas karena berasal langsung dari kawah, berbeda dengan lahar hujan alias lahar dingin," katanya.