BNPB Sebut Erupsi Gunung Agung Bisa Jadi Potensi Wisata

:


Oleh Wandi, Jumat, 27 Oktober 2017 | 04:40 WIB - Redaktur: Juli - 362


Jakarta, InfoPublk - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan meskipun status Gunung Agung awas, ada potensi wisata erupsi Gunung Agung yang bisa dikembangkan untuk menarik turis. Namun harus mematuhi zona aman yang ditetapkan.

"Belajar dari Gunung Sinabung saat meletus tahun 2010 kemudian berhenti setahun dan sampai sekarang masih erupsi. Kalau kawasan di luar area rawan bisa dikembangkan maka fenomena erupsi ini akan menarik turis," kata Sutopo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (26/10).

Sutopo membandingkan dengan potensi wisata gunung berapi yang diminati banyak wisatawan di Hawaii, AS. Karena Indonesia yang memiliki 127 gunung aktif yang bisa digali potensinya. Di Hawaii ada paket wisata yang menjual erupsi magma, di Indonesia ada Gunung Karangetan yang selalu mengeluarkan lelehan magma dan hal itu dinilai menarik.

"Namun demikian akan dilakukan kajian lebih mendalam dengan melibatkan berbagai pihak termasuk stakeholder pariwisata. BNPB juga menghitung kerugian ekonomi pada hari ke-34 status awas Gunung Agung," katanya.

Menurut Sutopo, sejak ditetapkan jadi status awas, total kerugaian ekonomi diperkirakan mencapai Rp1,5-2 triliun, yang meliputi berhentinya aktivitas pariwisata, pertambangan maupun pertanian. Selain itu sektor perbankan juga mengalami dampak kerugian akibat status awas Gunung Agung.  Hal ini disebabkan karena banyaknya kredit macet masyarakat yang mengungsi.

Sementara itu, aktivitas Gunung Agung pada beberapa hari terakhir mengalami penurunan, misalnya terkait dengan kegempaan. Jika biasanya jumlah gempa sekitar 600-1.000-an per hari, kini tercatat rata-rata sekitar 300 kali setiap hari sejak tanggal (19/10).

Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api PVMBG Devy Kamil Syahbana, bukan merupakan pola penurunan sehingga otomatis status bahaya gunung juga ikut diturunkan. "Pola kegempaan sebelumnya tersebar dari sekitar kawah ke barat hingga barat laut.

Tanggal 20 Oktober saat jumlah kegempaan berkurang drastis, hypocenter kegempaan berubah dari sekitar kawah menuju ke arah timur laut. Artinya, ada perubahan dan perpindahan sumber di tubuh Gunung Agung.

Dia menambahkan, bercermin dari pengalaman gunung api-gunung api di dunia, dalam kondisi sekarang dimungkinkan ada dua (2) skenario terkait Gunung Agung. Yakni, Pertama, skenario letusan, yang mana gunung ini hanya membutuhkan waktu untuk mengisi reservoar baru, lalu kemungkinan besar gunung meletus.

Kedua, memang kehabisan mobilitas atau gasnya. Jika skenario ke-2 terjadi, kemungkinan gunung istirahat. Terkait harapan beberapa pihak untuk menurunkan status Gunung Agung, pihak PVMBG masih belum bisa memastikan.

Akan dilakukan evaluasi terlebih dahulu secara detail, karena banyak parameter yang harus dipakai untuk mengambil keputusan, baik data dari seismik, deformasi , geokimia, serta data yang dilihat secara kasat mata.

"Namun jika status mengalami penurunan, itu bukan berarti aktivitas Gunung Agung seratus persen pulih. Masyarakat harus tetap waspada," katanya.