:
Oleh H. A. Azwar, Rabu, 11 Oktober 2017 | 08:55 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 780
Jakarta, InfoPublik - Pasca gempa bumi yang beruntun berkekuatan 3,9 - 4,9 SR dengan pusat gempa di sekitar Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (10/10), aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok tetap status Waspada (level 2). Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik dan tidak ada letusan.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, banyak berita palsu (hoax) yang memberitakan Gunung Ili Lewotolok meletus. Berita tersebut tidak benar. "PVMBG menyatakan Gunung Ili Lewotolok tetap status Waspada sejak 7/10/2017 pukul 20:00 WITA," ungkap Sutopo, Rabu (11/12).
BMKG sendiri telah mencatat lima kali gempa dengan guncangan gempa yang dirasakan cukup kuat karena berpusat di darat ada kedalaman 10 – 30 kilometer telah menyebabkan masyarakat panik. Gempa dirasakan kuat di Desa Lamabute, Desa Napasabok, Desa Lamawolo, dan Desa Waimatan Kecamatan Ile Ape Timur Kabupaten Lembata pada Selasa dini hari hingga sore hari (10/10).
"Yidak ada korban jiwa dari gempa tersebut. Sebanyak 723 jiwa mengungsi ke beberapa tempat di Kecamatan Ile Ape. Pengungsi berasal dari Desa Waimatan sebanyak 160 orang mengungsi di Kantor Camat, dari Desa Lamawolo sebanyak 60 orang mengungsi ke Lewoleba, dan dari Desa Napasabok dan Desa Lamabute sebanyak 503 orang mengungsi di Kantor Camat Ile Ape dan Pustu Waipukang," jelas Sutopo.
Data sementara terdapat 5 rumah rusak karena tertimpa batuan dari lereng gunung dan akibat guncangan gempa. BPBD masih melakukan pendataan. BPBD Kabupaten Lembata Bersama Polsek Lembata, Koramil 1624/03 Lembata Barat, PLAN Lembata, Forum PRB, Dinas PU dan Perhubungan, PMI Lembata, Dinas Sosial, dan BPMD, serta Yayasan Bina Sejahtera Lembata mendatangi lokasi terdampak gempa untuk melakukan pendataan serta evakuasi warga yang terdampak ke tempat yang aman. BPBD membangun tempat penampungan sementara dan memberikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei, telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB melakukan pendampingan kepada BPBD. Bantuan logistik dari BPBD Provinsi NTT dan BPBD sekitar Kabupaten Lembata dapat dikirimkan untuk membantu pengungsi. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Pemantauan aktivitas Gunung Ili Lewotolok dilakukan secara kontinyu dari Pos PGA di Desa Laranwutun, Kecamatan Ili Ape.
Rekomendasi PVMBG, masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah Gunung Ili Lewotolok dan di seluruh area dalam radius 2 km dari puncak/pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok. Seluruh pihak agar menjaga ketenangan suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan berita bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ili Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
Gunungapi Ili Lewotolok terletak di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan ketinggian 1423 meter di atas permukaan laut. Sejarah erupsi G. Ili Lewotolok pernah terjadi pada tahun 1660, 1819, 1849, 1852, 1821, 1864, 1889, dan 1920.