:
Jakarta, InfoPublik - Pengungsi Gunung Agung berada di 508 titik dengan jumlah keseluruhan sekitar 141 ribu jiwa lebih. Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali masih tetap tinggi.
PVMBG melaporkan terpantau 329 kali gempa vulkanik dangkal, 444 kali gempa vulkanik dalam, dan 56 kali gempa tektonik lokal. Secara visual asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas kawah puncak.
Dhika, Relawan Rumah Zakat di lokasi pengungsian menyampaikan bantuan logistik saat ini masih tersedia, seperti dalam siaran pers Rumah Zakat yang diterima InfoPublik, Selasa (3/10) menyampaikan, sebelumnya, bahwa para pengungsi membutuhkan banyak pasokan logistik selama berada di pengungsian.
"Kini, sudah ada bantuan dari masyarakat Indonesia dan beberapa lembaga yang bersinergi dengan Rumah Zakat untuk memenuhi kebutuhan logistik bagi para pengungsi khususnya di Kabupaten Klungkung,” tuturnya.
Seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menyalurkan bantuan logistik untuk para pengungsi di posko kemanusiaan Rumah Zakat yang terletak di Masjid Nurul Huda, Gelgel Kab. Klungkung.
Sebanyak 200 pcs selimut, 155 matras, 300 bungkus biskuit, air mineral 600 botol, telur 150 kg, gula 200 kg, garam 50 paket, terpal 15 paket, beras 200 kg, minyak 200 (2L) paket, roti 300 paket, bungkus nasi 200 paket. Bantuan diberikan langsung oleh Bapak Suharno Eliandi selaku Senior eksekutif vice presiden Lembaga Penjamin Simpanan dan dua orang perwakilan LPS lainnya.
"Semua orang itu diuji baik yang terkena bencana ataupun tidak. Pengungsi diuji untuk sabar sedangkan yang tidak mengungsi diuji kepeduliannya", ujar Suharno Eliandi.
Bantuan diterima langsung oleh Pak Sahidin selaku Kepala Desa Gelgel yang kemudian dibagikan kepada para pengungsi. Selain itu, Rumah Zakat juga menghibur anak-anak pengungsi dengan berbagai permainana menarik. Kebutuhan logistik untuk para pengungsi masih tetap di butuhkan. Karena kondisi Gunung Agung yang masih dalam status awas.
“Entah sampai kapan para pengungsi masih harus terus mengungsi. Karena gunung masih berstatus awas, selama itu kebutuhan logistik bagi para pengungsi masih terus diperlukan,” ungkap Dhika.