:
Oleh Eko Budiono, Minggu, 1 Oktober 2017 | 20:50 WIB - Redaktur: Juli - 940
Karangasem, InfoPublik- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan tidak ada paksaan kepada para pengungsi, dampak peningkatan aktivitas Gunung Agung untuk kembali ke rumah.
“Bukan berarti pemerintah keberatan menanggung para pengungsi, tapi jika desanya masuk zona aman silakan pulang, tapi kalau tidak mau dan merasa desanya masuk kawasan berbahaya ya silakan tetap tinggal di pengungsian,” kata Pastika dalam keterangan persnya, Minggu (1/10).
Menurut Pastika, jika warga desa dari zona aman tersebut merasa desanya masuk dalam zona berbahaya jika Gunung Agung meletus, maka diperbolehkan untuk tetap tinggal di pengungsian.
Dia menegaskan, pemetaan daerah Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah berdasarkan perhitungan ilmiah serta peralatan canggih, yang dimiliki serta pengalaman letusan dari Gunung Agung pada tahun 1963.
“Bukan Gubernur atau Bupati yang menentukan daerah KRB itu, tapi badan yang memang ahli dan berwenang yaitu PVMBG berdasarkan pada sejumlah kajian, ” tambahnya.
Berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Bencana Gunung Agung yang dirilis oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) maka 50 desa dari keseluruhan 78 desa yang terdapat di Kabupaten Karangasem, sesungguhnya berada di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung.
Hanya ada 28 desa yang berada di dalam radius berbahaya jika Gunung Agung meletus. 28 desa tersebut berpotensi terkena awan panas dan lahar jika Gunung Agung meletus sehingga warga desanya harus mengungsi, lain halnya dengan 50 desa lainnya diasumsikan sebagai kawasan aman jika terjadi erupsi dari Gunung Agung sehingga warga dari desa tersebut tidak harus mengungsi dan dapat kembali ke desa masing-masing dan beraktivitas normal.
Sedangkan Deputi Bidang Penanggulangan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) B. Wisnu Wijaya menambahkan, para pengungsi yang akan kembali ke rumahnya harus berhati-hati dengan kondisi di lapangan.
“Kami harapkan bagi para pengungsi untuk selalu menggunakan masker, dan memperhatikan akibat dari debu vulkanik dari Gunung Agung,” ungkapnya.