:
Oleh Eko Budiono, Jumat, 29 September 2017 | 12:44 WIB - Redaktur: Juli - 452
Karangasem, InfoPublik - Masyarakat yang tempat tinggalnya berada di luar zona aman 9 kilometer (KM) dan 12 kilometer (KM) dari dampak peningkatan aktivitas Gunung Agung, Karangasem, Bali, diimbau kembali ke rumah.
Kepala Sub bidang Bencana Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Agus Solihin menegaskan, saat ini masih banyak masyarakat di luar zona aman yang telah mengungsi.
Agus memaparkan, masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, memang harus meninggalkan rumah dengan alasan keamanan karena berpotensi terhadap lontaran batu atau pijar.
”Masyarakat yang berada di radius 9 KM dan 12 KM memang harus mengungsi, namun di luar zona tersebut untuk saat ini masih aman, “ kata Agus di Media Center Penanganan Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, Pelabuhan Cruise Tana Ampo, Karangasem, Jumat (29/9).
Menurut Agus, berdasarkan data satelit, sejak Juli 2017, telah muncul panas di sekitar Gunung Agung. “Sejumlah gempa 2 sampai 4 skala richter memang terus terjadi, dan ada embusan asap yang mencapai 200 meter,” ungkapnya.
Dia menegaskan, pihaknya tidak dapat memastikan kapan terjadinya letusan namun sudah menyiapkan skenario terburuk.
Sedangkan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) B.Wisnu Widjaja mengungkapkan, misi utama dari Posko Utama Penanganan Darurat Peningkatan Aktivitas Gunung Agung adalah zero victim atau tanpa korban.
Wisnu menyebutkan, tingginya jumlah pengungsi yang mencapai 134.229 orang akibat kekurangan pahaman semua pihak, termasuk petugas.
“Jangan sampai informasi terkait Gunung Agung ini dimainkan oleh kompetitor pariwisata Bali, sehingga merugikan semua pihak,” tegasnya.