:
Oleh H. A. Azwar, Selasa, 25 Juli 2017 | 12:00 WIB - Redaktur: Juli - 274
Jakarta, InfoPublik - Cuaca kering yang melanda wilayah Aceh telah menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, lahan seluas 64 hektar di Kabupaten Aceh Besar terbakar menimbulkan asap dan mengganggu kesehatan masyarakat.
"Tiga warga di Kabupaten Aceh Barat terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Minggu (23/7/17) malam, karena mengalami gangguan pernafasan akibat kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran lahan yang tersebar di lima Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat," kata Sutopo, Selasa (25/7).
Menurutnya, kebakaran lahan melanda lima kecamatan di Aceh Besar yaitu di Kecamatan Woyla lahan seluas sekitar 5 Ha terbakar di Desa Darul Huda dan Desa Gle Siblah, di Kecamatan Meureubo seluas sekitar 15 Ha di Desa Peunanga Cut Ujong, Kecamatan Sama Tiga seluas sekitar 10 hektar di Desa Cot Simeureng dan Desa Suak Pante Breh, Kecamatan Johan Pahlawan seluas sekitar 19 Ha di Desa Suak Raya, Desa Suak Nie, Desa Leuhan dan Desa Gampa, kemudian di Kecamatan Arongan Lambalek lahan terbakar seluas 15 Ha di Desa Seuneubok Teungoh.
Kebakaran lahan disebabkan masyarakat membersihkan lahan dengan cara membakar, sehingga api menyebar ke lahan lain. Kebakaran terjadi sejak Selasa (18/7) dan sampai saat ini di beberapa titik masih terbakar pada lahan gambut dan lahan mineral.
Upaya pemadaman terus dilakukan oleh BPBD Aceh Barat, BPBA, TNI, Polri, Basarnas, RAPI, Damkar, relawan dan masyarakat. Mobil pemadam kebakaran, tangki air, mobil water canan Polres Aceh Besar, pompa air dikerahkan untuk memadamkan api.
BPBD telah membagikan masker dan makanan siap saji kepada masyarakat. Kendala pemadaman kebakaran adalah tidak adanya akses jalan ke lokasi kebakaran, terbatasnya fasilitas mobil pemadam kebakaran dan mobil tangki air, terbatasnya sumber air dari lokasi kebakaran, dan terbatasnya peralatan.
Penanganan dilakukan secara manual. Sementara itu, pantauan satelit Aqua, Terra, dan SNNP dari LAPAN menunjukkan adanya 170 titik panas (hotpsot) untuk kategori sedang (dengan tingkat kepercayaan 30-79%) dan tinggi (tingkat kepercayaan lebih 80%) di wilayah Indonesia pada Senin (24/7/2017) malam. Terdeteksi 35 hotspot di Aceh yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah, Aceh Jaya, Aceh Besar, dan Gayo Lues.
Sebaran hotspot di daerah lain adalah Sulawesi Selatan 2 hotspot, Kalimantan Selatan 8, Nusa Tenggara Barat 8, Nusa Tenggara Timur 44, Sulawesi Tengah 5, Kalimantan Timur 6, Kalimantan Utara 1, Lampung 2, Sumatera Utara 3, Jawa Timur 9, Sulawesi Barat 1, Kalimantan Tengah 8, Kalimantan Barat 21, Bengkulu 4, Jambi 1, Sumatera Barat 3, Riau 5, dan Sumatera Selatan 1. Ancaman kebakaran hutan dan lahan akan terus menigkat seiring dengan normalnya musim kemarau.
Puncak musim kemarau diprediksikan pada Agustus dan September sehingga ancaman kebakaran hutan dan lahan, dan kekeringan akan meningkat. Pemerintah dan pemda terus meningkatkan sosialisasi, patroli dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.