:
Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 21 Mei 2017 | 15:08 WIB - Redaktur: Juli - 766
Jakarta, InfoPublik - Pengetahuan masyarakat terhadap bencana meningkat signifikan sejak tsunami Aceh 2004, namun belum diikuti dengan peningkatan sikap dan perilaku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga korban akibat bencana masih tetap tinggi.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, hal tersebut yang seringkali menyebabkan korban bencana masih tinggi. Untuk itu budaya sadar bencana harus terus disosialisasikan.
"Masyarakat memang harus mempunyai semacam saving self atau penyelamatan terhadap dirinya sendiri. Kesadaran terhadap kondisi real sebagai negara rawan gempa, setidaknya dapat menanamkan kesiapan mental pada diri masyarakat untuk menghadapinya. Menumbuhkan budaya sadar bencana ini penting karena menjadi bagian dalam mewujudkan masyarakat yang tangguh bencana," kata Sutopo dalam keterangannya kepada Infopublik Minggu (21/5).
Ditambahkannya, salah satu bentuk sosialisasi budaya sadar bencana adalah melalui edukasi "BNPB Mengajar" dan pendekatan kearifan lokal dengan gelar kesenian rakyat.
Budaya sadar bencana masyarakat Garut masih cukup rendah. Di sisi lain Garut adalah daerah rawan multi bencana yang lengkap seperti banjir, longsor, gempa, tsunami, erupsi gunung api, kekeringan, kebakaran hutan dan puting beliung. Luasnya wilayah Garut, disparitas yang tinggi dan masih banyaknya kemiskinan menyebabkan risiko bencana tinggi.
BNPB Mengajar digelar di SDN Giriawas 03, Kampung Babakan Jolok, Desa Giriawas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Materi yang diberikan antara lain yang berkaitan dengan potensi bencana di daerah Garut dalam bentuk film animasi dan dongeng yang mudah diterima, diingat dan membuat anak-anak tertarik.
BNPB juga menggelar kesenian tradisional wayang golek, dengan Dalang Opik Sunandar Sunarya Giriharja 3 di Alun-alun Bayongbong, Garut. Sosialisasi budaya sadar bencana diselipkan dalam cerita wayang golek Ribuan masyarakat Garut hadir dan larut dalam sosialisasi ini.
Kesenian tradisional merupakan media yang efektif dalam sosialisasi masyarakat di pedesaan. Masyarakat mudah menerima pesan kebencanaan.
Bupati Garut Rudi Gunawan dalam sambutan mengatakan, Pemda dan masyarakat Garut menyampaikan terima kasih atas perhatian dan bantuan BNPB. Saat banjir bandang Garut pada september tahun lalu yang menyebabkan 36 orang meninggal, 17 orang hilang dan ribuan rumah rusak telah menyadarkan kita pentingnya mitigasi bencana. Masyarakat harus terus diberi sosialisasi bencana.
Sutopo mengungkapkan, Garut merupakan daerah yang memiliki potensi bencana lengkap, mulai dari bencana banjir, longsor, gunungapi, gempabumi, kebakaran hutan dan sebagainya.
"Maka dari itu kita harus meningkatkan kesiapsiagaan dan menumbuhkan kesadaran bencana. Melalui kesenian tradisional, dengan mudah masyarakat bisa mendapatkan hiburan sekaligus edukasi bencana," ujarnya.
Pendekatan seni dan kearifan lokal untuk meningkatkan Budaya Sadar Bencana, disesuaikan dengan kesenian daerahnya masing-masing dan sekaligus menggerakan ekonomi lokal seperti halnya pedagang.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin BNPB setiap tahunnya. Tahun ini kami akan menyelenggarakan di empat tempat, pertama di Garut ini, kemudian Blora, Purworejo dan Trenggalek," katanya.
Diharapkan dengan sosialisasi ini budaya sadar bencana meningkat di masyarakat. "Kita masih sering mengabaikan aspek risiko bencana dalam kehidupan sehari-hari.," katanyami