Sebulan Masa Transisi Gempa, Pelayanan Kesehatan RSUD Pidie Jaya Berjalan Normal

:


Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 25 Januari 2017 | 19:01 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Meureude, InfoPublik - Memasuki bulan kedua masa transisi darurat bencana (21 Desember 2016-20 Maret 2017), pelayanan kesejahatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya tetap normal, meskipun menggunakan tenda-tenda darurat di luar gedung.

Gempa pada 7 Desember 2016 sempat membuat rusak banyak fasilitas RSUD di Jalan Raya Medan Banda Aceh, Meureude Pidie Jaya. Akibatnya, pelayanan publik dilakukan di tenda-tenda darurat, baik rawat inap maupun rawat jalan.  "Meskipun kondisi gedung RSUD rusak akibat gempa, pelayanan kesehatan tetap berjalan normal dan tetap banyak masyrakat untuk berobat baik rawat jalan maupun rawat inap," kata  Koordinator Gempa Claster Kesehatan Diskes Pidie Jaya Eddy Azwar, SKM, Mkes, saat ditemui InfoPublik, di Meureude, Rabu (25/1).

Menurut Eddy, pasca gempa RSUD setiap harinya melayani kesehatan masyarakat sebanyak 100 orang baik itu rawat inap maupun rawat jalan. Untuk rawat inap RS menyediakan 40 tempat tidur di tenda darurat yang berada diluar gedung rumah sakit. Meski sebagian ada ruang gedung RS masih bisa digunakan untuk rawat inap, namun petugas kesehatan dan pasien egan menggunakan takut terjadi gempa lagi. "Pasien lebih suka dirawat di tenda darurat, karena takut terjadi lagi gempa," kata Eddi yang sehari-harinya sebagai Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Pidie Jaya.

Eddy menyembutkan untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat Dinkes memiliki satu RSUD, 11 Puskesmas, 101 Pusat Kesehatan Desa, 19 Pusat Kesehatan Pembantu. Disamping itu bantuan pembangunan RS Darurat Container dari KB Alumni Unsyiah Aceh sehingga menambah 20 tempat tidur pasien. "Pembangunan RS darurat contener saat ini sedang dikerjakan. Jadi untuk pelayanan tidak ada masalah tetap berjalan normal," tutur eddi.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, Dinkes akan nambah enam dokter spesialis sebelumnya hanya ada lima dokter spesialis. "Kemarin kita baru pembahasan. Kita akan kontrak dokter spealist enam orang sementara yang ada lima dokter," katanya.

Dia menambahkan untuk korban gempa sampai saat sudah tidak ada lagi di rawat di rumah sakit tapi mereka rawat jalan di bantu oleh tim kesehatan NGO yang langsung jemput kerumah rumah korban gempa untuk dibantu rawat jalan. NGO tersebut dari MFS, wahana visi indonesia, yalkult emergency unit dari yogya.

Selain itu, dibantu dari UGM untuk perbaikan SDM di Bandar Baru. Mereka melakukan pelatihan puskesmas siaga bencana. Kemudian pelatihan perawatan luka, saat ini tengah berjalan di Puskesmas Bandar Baru, karena banyak yang luka-luka akibat gempa. "Jadi ke depan kalau terjadi gempa sudah siap, sehingga pelayanan publik tidak terganggu," katanya.