Lebih Seratus Ribu Jiwa Mengungsi Akibat Banjir Bima

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 25 Desember 2016 | 09:11 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 558


Jakarta, InfoPublik - Kota Bima telah diterjang banjir besar dua kali yang menyebabkan ribuan rumah terendam banjir hingga ketinggian 1 hingga 3 meter pada Rabu (21/12) dan Jumat (23/12).

Ribuan masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Masyarakat yang awalnya sudah kembali ke rumah dari pengungsian kembali mengungsi karena adanya banjir susulan pada Jumat siang. Akses komunikasi dan suplai listrik mati di Kota Bima. Akses transportasi terputus dan aktivitas ekonomi lumpuh. Perkantoran dan sekolah diliburkan.

Kepala BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Muhammad Rum, telah melaporkan kepada Kepala BNPB perkembangan penanganan banjir. Dampak banjir di Kota Bima menyebabkan 105.758 jiwa terdampak di 5 kecamatan atau di 33 kelurahan dan 104.378 jiwa mengungsi, ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (24/12).

Mengenai  wilayah terdampak menurut Sutopo, meliputi :

1. Kecamatan Rasanae Timur (empat kelurahan) penduduk terdampak 3.581 jiwa, mengungsi 3.581 jiwa.

2. Kecamatan Mpuda (sembilan kelurahan) penduduk terdampak 30.078 jiwa, mengungsi 29.553 jiwa

3. Kecamatan Raba (10 kelurahan) penduduk terdampak 19.955 jiwa, mengungsi 19.705 jiwa

4. Kecamatan Rasanae Barat (6 kelurahan) penduduk terdampak 33.492 jiwa,  mengungsi 32.892 jiwa

5. Kecamatan Asakota (4 kelurahan) peduduk terdampak 18.648 jiwa, mengungsi 18.648 jiwa.

Saat ini sebagian banjir telah surut. Hanya menyisakan genangan dan lumpur. Sebagian besar pengungsi telah pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Perkantoran dan sekolah diliburkan. Aktivitas pasar belum ada yang buka karena juga ikut terendam banjir. Listrik masih padam dan jaringan komunikasi juga belum pulih. Kondisi ini juga menyebabkan kendala dalam penanganan. Pendataan terus dilakukan, kata Muhammad Rum.

Dijelaskannya, hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa meninggal dan hilang akibat banjir. Fasilitas kesehatan yang rusak meliputi 4 puskesmas, 29 puskesmas pembantu, 29 polindes dan satu kantor labkesda. Obat-obatan dan sarana medis ikut terendam banjir sehingga diperlukan bantuan obat-obatan dan tenaga medis.

Upaya penanganan darurat banjir terus dilakukan oleh BPBD, BNPB, TNI, Polri, Basarnas, Kemenkes, Kemensos, Kemen PU Pera, Tagana, SKPD Kota Bima, NGO, dunia usaha, relawan seperti dari PKPU, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Senkom Polri dan lainnya, serta masyarakat. Masa tanggap darurat selama 14 hari yaitu sejak 22 Desember 2016 hingga 4 Januari 2017, jelas Sutopo.

Sementara itu, distribusi bantuan pangan disalurkan melalui kelurahan. Dapur umum juga telah dibuka di lapangan di empat lokasi oleh TNI, BPBD dan Tagana, dan rencana akan dibuka dapur umum lapangan di dua lokasi oleh PMI.

BPBD Provinsi NTB telah memberikan bantuan pangan tiga truk dan satu paket obat untuk korban banjir. BPBD Kabupaten Dompu memberikan bantuan logistik satu truk. BPBD Kabupaten Sumbawa Barat mengirim bantuan logistik dua truk.

Pemda Provinsi NTB memberikan bantuan Rp4,2 miliar untuk difokuskan pada bantuan pangan dan logistik. PMI, NGO dan relawan juga telah mendistribusikan bantuan kepada masyarakat.

Sutopo menambahkan, BNPB terus mengirimkan bantuan ke Kota Bima. Kepala BNPB Willem Rampangilei dikatakan Sutopo, telah memerintahkan Deputi Logistik dan Peralatan BNPB untuk segera mengirim bantuan yang diperlukan BPBD.

Tim Reaksi Cepat BNPB yang sudah ada di Kota Bima agar menghitung berapa kebutuhan logistik dan peralatan disana. Perkuat terus BPBD. Jangan sampai ada masyarakat yang kekurangan dan tidak mendapatkan bantuan, kata Willem.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, permakanan, sandang, air bersih, terpal, tikar, selimut, obat-obatan, sarung, mukena, alat-alat kebersihan rumah tangga, dan lainnya, tukas Sutopo.