:
Oleh H. A. Azwar, Selasa, 13 Desember 2016 | 17:11 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 456
Jakarta, InfoPublik - Tim SAR terus melakukan pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi 6,5 SR di Aceh selama masa tanggap darurat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menginformasikan, pada Senin (12/12) siang tim SAR menemukan satu korban meninggal atas nama Devi Srijalani (22) di Pidie.
Dengan demikian jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Aceh adalah 102 orang dimana 96 di Pidie Jaya, 4 orang di Pidie dan 2 orang di Bireuen. Korban luka-luka 857 orang. Pengungsi 83.838 orang tersebar di 124 titik, ungkap Sutopo, Selasa (13/12).
Menurut Sutopo, sebanyak 4.836 personil dari kementerian, lembaga, TNI, Polri, pemda, relawan, NGO, organisasi masyarakat dan lainnya masih melakukan penanganan darurat. Fokus utama tim SAR saat ini membantu membersihkan puing-puing bangunan.
Pemerintah mendampingi pemerintah daerah, baik dana, logistik, peralatan, manajerial dan tertib admistrasi. Kepala BNPB terus di lokasi bencana untuk mengkoordinir potensi nasional untuk membantu pemerintah daerah, ujar Sutopo.
Ditambahkannya, bantuan terus berdatangan ke posko utama. Bertambahnya jumlah pengungsi juga disebabkan masih seringnya gempa susulan. BMKG mendata sudah 88 kali gempa susulan. Masyarakat takut dan khawatir adanya guncangan sehingga merasa nyaman di pengungsian.
Terkait dengan masalah penyediaan air bersih diakuinya masih belum semuanya melayani titik pengungsian dengan baik. “Kondisi sumur banyak yang kering dan dangkal pasca gempa. Jika pun ada airnya keruh sehingga tidak dapat dikonsumsi,” beber Sutopo.
Trauma healing, kegiatan psikososial dan pelayanan kesehatan dilakukan kepada pengungsi. Klaster nasional penanganan pengungsi, klaster kesehatan dan klaster logistik terus melayani pengungsi.
Kebutuhan mendesak sandang dan pangan, MCK, air bersih, relawan, tenda dan shelter, kebutuhan bayi, sarung, mukena dan lainnya. Posko utama terus menyalurkan bantuan ke pengungsi.