:
Oleh Juliyah, Jumat, 9 Desember 2016 | 09:03 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 759
Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengunjungi pasien korban gempa di RS Sigli dan RS Pidi di Aceh, Kamis (8/12), untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan baik di RS maupun di lokasi pengungsian.
Dalam kunjunganya tersebut Menkes menyampaikan keperihatinan kepada para korban dan keluarganya, serta meminta para pasien agar dapat sabar. "Pemerintah akan terus berupaya dalam pemulihan pasca bencana," katanya, dalam rilis pers yang diterima InfoPublik dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat.
Menurutnya, berbagai upaya tanggap bencana telah dilakukan antara lain berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dan Dinas Kesehatan Kab. Pidie Jaya. Kementerian Kesehatan juga telah mengirimkan Tim untuk melakukan koordinasi dan melakukan penilaian cepat kesehatan atau rapid health assesment (RHA).
Selain itu, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan memobilisasi bantuan berupa 59 set hygiene kit perorangan; 30 set higiene kit Keluaga; 100 buah jerigen lipat; 11 kotak sarung tangan; 950 buah plastik sampah infeksius; 1200 buah plastic sampah domestic; 50 kotak box sampah infeksius; 2 kotak lem lalat cap gajah; 10 buah kantong mayat; dan 40 kotak masker.
Mobilisasi tenaga medis dari seluruh kabupaten di Prov. Aceh juga dilakukan antara lain Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) Aceh: 2 dokter umum dan 10 perawat, RSUD Zainal Abidin, Banda Aceh: tim anastesi, 2 dokter spesialis orhopedi, 4 residen bedah, 2 dokter umum, 3 perawat bedah, tim depo farmasi, dan 2 unit ambulan. RSUD Bireun: 1 dokter spesialis orthopedic, 1 doker bedah, dan 3 perawat.
Bidang kedokteran dan kesehatan (Biddokkes) Polda Aceh: 1 dokter umum, 1 dokter spesialis forensic, 6 paramedis, dan 2 unit ambulan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Timur: 1 dokter anestesi, 1 dokter spesialis bedah, 4 dokter umum, 2 perawat.
Kabupaten Aceh Besar: 1 dokter spesialis bedah, 7 perawat, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI): konsulen dan 10 PPDS, Kabupaten Aceh Utara: 1 dokter spesialis bedah, 1 dokter THT, 4 dokter umum, 2 perawat, 8 perawat PSC, RS Meuraxa: 1 dokter spesialis bedah, 1 dokter orthopedic, 1 dokter umum, 2 perawat, RS Prince Nayef: 1 dokter umum, RS Datu Beru: 1 dokter anastesi, 1 dokter bedah, 1 dokter anak, 1 dokter penyakit dalam, 8 perawat.
Disampaikan bahwa, upaya ini sejalan dengan ketetapan Gubernur Aceh mengenai Status tanggap darurat bencana Gempa di Aceh yang ditetapkan selama 14 hari, yaitu mulai 7-20 Desember 2016 melalui surat ketetapan Gubernur Aceh Nomor 39/PER/2016.
Masa tanggap darurat ini berlaku untuk tiga kabupaten yaitu Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireuen. Penetapan tanggap darurat diperlukan untuk memudahkan penanganan darurat dan kemudahan akses. Sementara itu, kondisi pencarian korban di wilayah kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya masih dilakukan.
Di Kabupaten Pidie Jaya telah dibentuk klaster kesehatan tanggap darurat gempa dengan tugas Pelayanan Kesehatan, Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas, Pelayanan Kesehatan Gizi, Pengelolaan Obat Bencana, Penyiapan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana, Penatalaksanaan Korban Mati, Pengelolaan Informasi dibidang Kesehatan. Selain itu, diperlukan bantuan tambahan berupa tenda untuk pelayanan kesehatan dan 35 tenaga medis terdiri dari 5 dokter bedah tulang, 5 dokter anastesi, dan 30 perawat.