:
Oleh H. A. Azwar, Jumat, 2 Desember 2016 | 10:04 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Beberapa daerah di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban Provinsi Jawa Timur telah terendam banjir sejak Selasa (29/11) hingga Kamis (1/12).
Bahkan, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Jumat (2/12), menginformasikan hujan terus menerus yang merata di bagian hulu dan tengah Sungai Bengawan Solo di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur telah meningkatkan debit banjir sehingga banjir makin meluas.
Tinggi muka air Bengawan Solo terus naik. Pada Kamis (1/12), posisi Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo di Kota Bojongoro pada pukul 06.00 WIB mencapai 14.96 meter. Pukul 07.00 WIB naik menjadi 14.99 meter atau siaga kuning. "Memasuki pukul 08.00 WIB ketinggian air mencapai 15.02 meter atau siaga merah. Dengan kondisi siaga merah maka banjir merendam beberapa wilayah di Bojonegoro," ujar Sutopo.
Tercatat genangan banjir di Bojonegoro meluas hingga 51 desa dan 10 kecamatan dari total 28 kecamatan, antara lain Kecamatan Bojonegoro, Kalitidu, Dander, Trucuk, Kapas, Balen, Sumberejo, Kanor, Baureno, dan Trucuk. Tercatat 3.410 rumah terendam banjir. Satu orang tewas dan 156 jiwa mengungsi di Gedung Serba Guna Jalan KH Mas Mansyur. Meskipun ribuan rumah terendam banjir namun masyarakat tidak mau mengungsi. Mereka sudah terbiasa banjir yang hampir setiap tahun terjadi di Bojonegoro.
Banjir menyebabkan 3.703 hektar sawah terendam banjir. Tanggu Kali Ingas di Desa Pucangarum Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro pada Kamis pukul 10.00 Wib jebol sehingga menyebabkan sekitar 1.500 hektar sawah terendam banjir. Lahan pertanian di Desa Pucangarum, Desa Kedungrejo, Desa Kedungprimpen dan Desa Gedongarum Kecamatan Kanor terendam banjir. Kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp 24 milyar.
Luapan Sungai Bengawan Solo juga telah menyebabkan banjir di wilayah Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur sejak 26 November 2016 hingga 1 Desember 2016. Banjir telah menyebabkan 3.569 rumah tergenang banjir, jalan tergenang 61.065 meter, dan lahan pertanian terendam 2.111 hektar. Ditaksir kerugian dan kerusakan akibat banjir mencapai Rp9 milyar.
BPBD Kabupaten Bojonegoro dan Tuban bersama BPBD Provinsi Jawa Timur, Balai Besar Bengawan Solo, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penangan darurat. BPBD Kab. Tuban telah mendirikan posko lapangan di 5 kecamatan dan pendirian dapur umum bagi korban bencana. Pemberian bantuan sembako telah diberikan kepada sebagian korban bencana. BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum Bojonegoro menutup 56 pintu darurat di tanggul barat dan utara. Disediakan 24 ribu kantong berisi pasir yang ditumpuk di pintu-pintu darurat serta tanggul desa yang terdampak banjir. Pintu darurat yang ditutup karung pasir dijaga polisi, tentara dan hansip.
Bupati Tuban telah menetapkan keadaan darurat bencana banjir sejak 28 November hingga 3 Desember 2016. Penggunaan anggaran dari pos Biaya Tak Terduga dari Pemda Tuban masih diproses untuk penanganan darurat. BPBD Tuban telah kehabisan stok bantuan sandang. BPBD Provinsi Jawa Timur mengirimkan bantuan logistik.
Sementara itu meluapnya Sungai Bengawan Solo juga telah menyebabkan banjir di Kabupaten Gresik. Sebanyak 17 desa di Kecamatan Dukun dan Bungah terendam banjir.
Di tempat lain hujan deras menyebabkan longsor di Kabupaten Trenggalek pada 1 Desember 2016. Jalan raya yang menghubungkan Trenggalek - Pacitan Km 41 di Dusun Kapit Desa Cakul Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek terjadi sebagian badan jalan amblas dengan panjang 10 meter dan lebar 2 meter. Lalu lintas dilakukan buka tutup dan diberi tanda oleh petugas.