Longsor dan Jembatan Runtuh Landa Provinsi Jawa Tengah

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 27 November 2016 | 19:52 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 445


Jakarta, InfoPublik - Meningkatnya curah hujan telah menimbulkan banjir dan longsor dibeberapa tempat. BMKG memprediksikan curah hujan akan terus berlangsung hingga Maret 2017 dan puncak hujan pada akhir Januari hingga awal Februari 2017 mendatang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, meningkatnya curah hujan akan berpotensi meningkatkan banjir, longsor dan puting beliung.

Bencana longsor kembali memakan korban. Hujan lebat memicu longsor di Desa Besani Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu (26/11) pukul 16.30 WIB, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta,Minggu (27/11).

Menurutnya, tanah longsor menimpa rumah milik Muchsin (35) di Dusun Besani, Desa Besani RT.06/01, Kecamatan Leksono. “Longsor menimbun sebagian rumah dan seorang anak. Korban ditemukan tewas atas naman Achmad Ubadillah Ghifari (7). Akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian jiwa dan kerugian materiil ditaksir Rp 35 juta. BPBD Kabupaten Wonosobo telah berada di lokasi untuk menyerahkan bantuan,” ujarnya.

Kondisi rumah berada di bawah lereng rawan longsor. Sebanyak 40,9 juta jiwa penduduk Indonesia terpapar dari ancaman sedang hingga tinggi dari longsor. Saat musim hujan banyak kejadian longsor yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi.

Di tempat lain, lanjut Sutopo, hujan lebat menyebabkan banjir yang menggerus pondasi jembatan sehingga jembatan runtuh di Kali Sanggrahan di Dusun Wonorejo Desa Karangsono Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

Putusnya jembatan menyebabka akses jalan desa yang menuju Desa Suru Kecamatan Geyer dengan Desa Karangsono terhambat. Masyarakat terpaksa harus menempuh jarak sekitar 5 km.

Jembatan runtuh juga terjadi di Kabupaten Batang. Hujan yang berlangsung selama 4 jam di wilayah Kecamatan Bawang pada Jumat (26/11) menyebabkan terputusnya jembatan Kali dan jembatan Kali Putih. Banjir juga membawa material lumpur terjadi di Dukuh Rejosari Desa Pranten.

Jembatan Kaliputih di Sungai Belo Desa Deles panjang 8 meter dan lebar 4 meter runtuh sehingga tidak bisa dilalui oleh masyarakat. Jembatan tersebut merupakan jembatan desa yang menghubungkan Dukuh Sidomulyo Desa Deles dengan areal sawah/ladang masyarakat.

Nilai kerusakan sekitar Rp500 juta. Banjir juga menyebabkan kerusakan saluran pipa air bersih Pamsimas Desa Soka Kec. Bawang dengan kerusakan senilai Rp30 juta. Kerusakan juga menimpa saluran irigasi Lerek pada bendung di bawah Jembatan Kali Arus, yang mengancam areal sawah seluas 100 Ha di wilayah Desa Pangempon dan Desa Soka Kec. Bawang. Nilai kerusakan sebesar Rp100 juta.

Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Ancaman akan meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan, tukas Sutopo.