Korban Banjir Bandang Garut Bertambah, 20 Meninggal

:


Oleh H. A. Azwar, Kamis, 22 September 2016 | 09:07 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut melaporkan perkembangan terkini pasca banjir bandang dan longsor di Garut, Jawa Barat ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Jumlah korban hingga Rabu (21/9) pukul 16.30 WIB sejumlah 20 warga meninggal dunia dan 14 lainnya masih hilang, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu (21/9).

Dari jumlah tersebut, dijelaskannya, sembilan anak menjadi korban bencana banjir bandang Garut, sedangkan empat anak dinyatakan masih hilang. Sementara itu, dua warga meninggal dunia diidentifikasi berasal dari Sumedang, Jawa Barat.

Petugas di lapangan masih melakukan identifikasi nama-nama jasad korban. Saat ini ada enam jasad korban yang belum teridentifikasi namanya, jelas Sutopo.

Adapun daftar nama korban meninggal dan hilang yakni: enam warga Lapangan Paris masing-masing Nawawi (55), Irsyad Dwi Maulana (8), Iis (35), Santi (38), Revina (7), Nuryati (58), kemudian Solihin (4) warga Kampung Bojong Sidika Desa Haur Panggung Kecamatan Tarkid, Siti (25) Cimacan Tarkid, Jana (35) warga Bojong Larang, Aceng Daryana (35) dari Kelurahan Jayaraga, Kecamatan Tarkid, Deni (23) Kecamatan Bayongbong, dan Nunung (70) warga Cibunar.

Dua lainnya belum diketahui alamatnya yaitu bayi Rejal (8 bulan), dan Oom (70 tahun). Empat korban tidak diketahui nama dan asalnya namun diperkirakan berusia 5 tahun, 6 tahun, 11 tahun dan seorang lagi berusia kisaran 70 tahun. Serta dua korban anak dari Sumedang.

Sementara korban hilang yakni: delapan warga Kecamatan Tarkid masing-masing bernama Ano (60), Feri (40), Supri (40), Ahmad (4), Etoy (12), Oon (52), Eneng (12), Kokom (35).

Ada dua korban hilang dari Asrama Tarumanegara yaitu Dede Sumiayah (52) dan Lena Agustina (18). Korban hilang lainnya adalah warga Kelurahan Sukamukti Kota Garut, Endan (45) dan Ane (35).

Menurut Sutopo, saat ini pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. “Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat,” ujarnya.

Sementara itu, pos komando dan dapur umum telah didirikan BPBD setempat. Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat. Pendataan masih dilakukan. Tim reaksi cepat telah berada di lapangan untuk membantu BPBD setempat, berupa dukungan dana siap pakai dan pendampinga posko. Kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan permakanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.

Sutopo menghimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Pasalnya, hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang.

“La Nina, dipole mode negatif dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor,” kata Sutopo.

Banjir bandang dan longsor ini dipicu hujan deras sejak Selasa (20/9), pukul 19.00 WIB. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat. Pukul 20.00 WIB banjir setinggi lutut kemudian sekitar jam 23.00 WIB banjir setinggi 1,5 sampai 2 meter. Saat ini sebagian banjir sudah surut. Ini menunjukkan kondisi hulu DAS Cimanuk sudah rusak dan kritis.