Walau Hotspot Meningkat, Kaltara Belum Siaga Darurat Karhutla

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 3 September 2016 | 22:12 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 2K


Jakarta, InfoPublik - Satelit MODIS dari NASA terus memantau perkembangan titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Indonesia. Satelit mendeteksi 189 hotspot pada Sabtu (3/9) pagi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hotspot di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) mulai meningkat dibandingkan sebelumnya.

Pada Jumat (2/9) ada 40 hotspot. Namun pada Sabtu (3/9) terdapat 87 hotspot yaitu 54 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang (30-70 persen) dan 33 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi (lebih dari 70 persen), kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (3/9).

Menurut Sutopo, hingga saat ini Gubernur Kalimantan Utara belum menentapkan Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan meskipun kebakaran hutan dan lahan mulai meningkat. Begitu pula halnya dengan Kalimantan Timur yang belum menetapkan siaga darurat.

Hal ini menyebabkan penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan belum dilakukan secara intensif dan dukungan dari operasi udara, ujar Sutopo.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat telah memperpanjang masa siaga darurat hingga 30 November 2016. Lima provinsi lainnya yang sering terlanda kebakaran hutan dan lahan telah menetapkan Siaga Darurat Bencana yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di enam provinsi tersebut masih dilakukan secara intensif hingga sekarang. Ribuan personil gabungan dari tim satgas terpadu terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

BNPB mengerahkan 21 helikopter dan pesawat untuk water bombing dan hujan buatan di 6 provinsi. BNPB belum mengerahkan helikopter water bombing di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur karena belum adanya penetapan siaga darurat bencana dan permintaan dari pemerintah daerah, kata Sutopo.

Sementara, sebaran ke189 hotspot dari satelit Modis sesuai laporan Lapan pada Sabtu(3/9) pagi dengan tingkat kepercayaan sedang (30 - 79%) adalah Bangka-Belitung 1, Gorontalo 2, Kalimantan Tengah 1, Kalimantan Timur 10, Kalimantan Utara 54, Nusa Tenggara Barat 2, Nusa Tenggara Timur 28, Riau 2, Sulawesi Selatan 8, Sulawesi Tengah 8, Sulawesi Tenggara 11, Sulawesi Utara 1, dan Sumatera Selatan 1.

Sedangkan sebaran 60 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi adalah Bangka-Belitung 1, Kalimantan Timur 4, Kalimantan Utara 33, Maluku 1, Nusa Tenggara Barat 1, Nusa Tenggara Timur 10, Sulawesi Selatan 5, Sulawesi Tenggara 3, dan Sumatera Selatan 2.

Sutopo menambahkan, sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim penghujan pada September 2016 ini. “Turunnya hujan diharapkan kebakaran hutan dan lahan tidak meluas. Namun perlu diwaspadai ancaman banjir dan longsor,” tukas Sutopo.