:
Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 6 Agustus 2016 | 10:52 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Erupsi Gunung Api Gamalama di Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut) masih fluktuatif. Bandara Babullah masih ditutup hingga saat ini. Penutupan bandara diperpanjang lagi hingga Sabtu (6/8) pukul 10 WIT.
Untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Gamalama, Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan masa Siaga Darurat selama 14 hari yaitu tanggal 3 Agustus 2016 s.d 17 Agustus 2016, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (5/8).
Menurut Sutopo, rapat koordinasi (Rakor) siaga darurat erupsi Gunung Gamalama telah digelar pada Jumat (5/8). Rapat koordinasi dihadiri oleh BNPB, BPBD Kota Ternate, BPBD Provinsi Malut, PVMBG, BMKG, Basarnas, TNI, Polri Shabara, Dinsos, Dinkes, 3 Camat daerah potensi terdampak, PMI, dan Forum PRB.
BNPB menyerahkan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan siaga darurat erupsi Gunung Gamalama sebesar Rp250 juta, yang diserahkan oleh Johny Sumbung dan diterima langsung oleh Walikota Ternate Burhan Abdurahman, ujarnya.
Sutopo menambahkan, PVMBG melaporkan bahwa intensitas kegempaan masih fluktuaktif. Setelah erupsi pada tanggal 3 Agustus 2016 sempat terjadi penurunan di tanggal 4 Agustus 2016, namun naik lagi pada malam harinya. “Status masih Waspada (level 2), ancaman sampai 1.5 km,” imbuh Sutopo.
Sementara itu BMKG melaporkan curah hujan tiga hari ke depan berpeluang sedang sampai tinggi. Arah angin yang berpengaruh terhadap sebaran debu vulkanik masih dari tenggara/selatan sehingga abu Gamalama tersebar ke arah utara dimana terdapat bandara. Dengan potensi hujan maka perlu diwaspadai juga banjir lahar dingin di sekitar alur alur sungai yang hulunya mengarah ke puncak.
Sutopo menyatakan, upaya penanganan dampak erupsi sudah dilakukan berbagai pihak. BPBD Kota Ternate selalu berkoordinasi dengan Pos Pemantau Gunungapi PVMBG, mengenai aktivitas dan tingkat perkembangan Gunung Gamalama. BPBD dibantu TNI/POLRI dan Dinkes sudah membagikan masker sebanyak 23.000 lembar kepada masyarakat. BPBD dibantu Damkar dan Basarnas sudah melakukan penyemprotan runway bandara Sultan Babullah, Ternate. BPBD mulai mendata sumber daya yang dimiliki oleh SKPD terkait.
Rencana kontinjensi yang sudah ada akan dilihat kembali dan dilakukan pembahasan oleh BPBD dan SKPD terkait agar rencana kontinjensi menggunakan data terupdate yang dimiliki Pemda, kata Sutopo.
Polres Kota Ternate, lanjut Sutopo, siap mendukung dengan 132 personel. Basarnas menyiapkan 24 personel untuk evakuasi masyarakat jika diperlukan. Dinsos siap dengan dapur umumnya, mobil dapur umum, beras 20 ton, mie instan, lauk pauk, selimut. Dinas Kesehatan menyiapkan 58 ribu masker.
Saat ini, Tim Reaksi Cepat BNPB berada di Kota Ternate untuk mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Personil BNPB terpaksa menggunakan berbagai moda untuk tiba di Kota Ternate karena Bandara Sultan Babullah masih ditutup.
Dari Jakarta ke Manado dengan pesawat terbang. Selanjutnya dari Manado naik pesawat ke Galela Halmahera Utara. Kemudian jalan darat 6 jam ke Sofifi menyeberang dengan speedboat 40 menit ke Ternate, kata Sutopo.