:
Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 12 Juli 2016 | 10:55 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 582
Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memonitor bencana banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah di Jawa Timur, Senin (11/7).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, bencana tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi yang turun pada malam (10/7) hingga pagi ini. "Beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terdampak hujan berintensitas tinggi diantaranya Lumajang, Mojokerto, Trenggalek, dan Malang," kata Sutopo dalam siaran resminya, Senin (11/7).
Menurutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto telah melaporkan insiden banjir yang terjadi di Dusun Sumberwaru, Kembangsari, Ngoro, Mojokerto pada Senin (11/7), pukul 01.00 WIB. Banjir dipicu oleh hujan berintensitas tinggi yang dimulai sejak Minggu (10/7), pukul 21.00 WIB.
Hujan mengakibatkan debit sungai meluap hingga jalan raya dan rumah warga. BPBD mencatat 270 KK terdampak banjir dengan ketinggian hingga 1 meter. Dua mobil dan 270 rumah warga terendam banjir.
Namun demikian banjir terpantau surut pada pukul 05.00 WIB. Sementara itu, banjir dan longsor terjadi di wilayah Kecamatan Munjungan, Trenggalek pada Senin (11/7), pukul 02.00 WIB.
BPBD Trenggalek memantau air telah surut pada pukul 04.00 pagi ini. Dampak bencana banjir mencakup lima dusun (di antaranya Dusun Pager, Gunung, Krajan, Domerto, Janti) di Desa Tawing, Munjungan, Trenggalek, sedangkan longsor di Dusun Podang dan Bendoroto, Munjungan,Trenggalek.
Banjir di wilayah Munjungan merusak lahan pertanian dengan rincian Desa Bangun 2 ha, Bendoroto 5 ha, Tawing 7 ha, Munjungan 3 ha.
Longsor di Dusun Podang berdampak kerusakan di SDN 1 Bendoroto, seperti 6 kelas, perpustakaan, dan fasilitas lain rusak. Bangunan yang tersisa tidak layak digunakan. Kerugian lain di dusun ini terjadi pada jembatan yang memiliki panjang 15 meter.
Kerugian jembatan ambles ditaksir sekitar Rp 1 milyar. Bencana serupa terjadi Kabupaten Malang. BPBD Malang melaporkan banjir terjadi di Dusun Krajan Tengah, Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Malang pada Mingu (10/7) pada pukul 22.00 WIB. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini.
BPBD setempat masih mendata kerugian materiil. Banjir yang diakibatkan debit air Sungai Sitiarjo meluap hingga setengah tebing sungai. Anak sungai juga meluap ke arah jalan dengan ketinggian 0,5 meter.
BPBD menginfokan akses jalan dari arah Pasar Sitiarjo ke barat/ Gunung Tumo terputus genangan air sungai kecil, untuk pasar sitiarjo ketinggian air 0,5 - 1 m yang di sebabkan meluapnya aliran sungai kecil di timur pasar karena tidak muatnya gorong-gorong di depan pasar.
Di samping itu,genangan terjadi di beberapa titik karena luapan saluran irigasi seperti di sekitar Tugu Sitiarjo dan lapangan Sitiarjo. Namun demikian banjir telah surut dini hari tadi. Masih di Kabupaten Malang, longsor terjadi di titik jalan menuju Desa Lebakharjo, Ampelgading pada Minggu (10/7) pukul 23.30 WIB.
Tidak ada korban pada insiden ini dan BPBD masih melakukan pendataan kerugian materiil. Longsor berdampak pada akses jalan menuju Lebakharjo tertutup pada dua titik (Kemantren dan Tumpak Harapan).
Sementara itu, BPBD Lumajang melaporkan insiden tanah longsor terjadi di Desa Sumberwuluh, Candipuro pada Minggu (10/7), pukul 21.30 WIB. Desa yang berada pada Km 58 arah Lumajang mengakibatkan kemacetan lalu lintas pada jalur Lumajang – Malang.
Namun demikian, jalur ini sudah dapat dilalui setelah personel gabungan membersihkan material longsor yang menutup akses jalan. BPBD setempat melaporkan tidak ada korban jiwa maupun kerugian materiil.
Menghadapi peristiwa banjir dan longsor, masing-masing BPBD telah merespon secara cepat dengan dukungan berbagai pihak seperti TNI, polisi dan dinas terkait. Penanganan di lapangan masih dilakukan seperti pendataan kerugian.
BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada menghadapi potensi bahaya banjir dan longsor, khususnya di wilayah dengan intensitas hujan tinggi.