:
Oleh Wawan Budiyanto, Senin, 20 Juni 2016 | 23:25 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Hujan deras yang terjadi di Jawa Tengah pada 17-18 Juni 2016 mengakibatkan longsor dan banjir. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan korban meninggal akibat banjir dan longsor di 16 kabupaten serta kota di Jawa Tengah hingga Senin (20/6) pukul 08.00 WIB sebanyak 43 orang.
19 korban lainnya dinyatakan hilang, 14 luka-luka dan ratusan rumah rusak, ribuan pengungsi dan kerugian ekonomi ratusan miliar rupiah.
“Hingga pukul 08.00 WIB 43 orang meninggal, 19 hilang dan 15 luka-luka. Data fluktuatif karena dari 19 orang yang hilang ada beberapa yang belum diketahui pasti,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, kepada Pers di Graha BNPB, Senin (20/6).
Menurutnya, upaya penanganan korban banjir dan longsor Jawa Tengah terus dilakukan. Pencarian korban longsor akan dilakukan selama tujuh hari ke depan dengan prioritas pencarian korban hilang dengan bantuan alat berat.
“Pencarian korban hilang difokuskan di Desa Caok atau Karangrejo dan Desa Donorati. Sekitar 200 personel Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat melakukan pencarian korban,” ujarnya seraya menambahkan tiga unit alat berat sudah berada di lokasi dan akan ditambah hari ini. Sekitar 250 personel tim SAR gabungan dikerahkan.
Sutopo mengatakan, Kepala BNPB, Deputi Penanganan Darurat BNPB, dan Tim Reaksi Cepat BNPB lainnya telah berada di lokasi, langsung memberikan pendampingan atau memperkuat kepada Pemda. Tanggap darurat telah ditetapkan oleh bupati di beberapa daerah yang mengalami bencana.
Bupati menunjuk Komandan Tanggap Darurat Penanganan Banjir dan Longsor. Posko, struktur organisasi, media center, dapur umum, pos kesehatan dan lainnya telah didirikan. Gubernur Jawa Tengah juga kata Sutopo telah memerintahkan BPBD Provinsi Jateng membantu BPBD kabupaten/kota melakukan penanganan darurat.
BPBD kabupaten di sekitarnya (BPBD Wonosobo, Magelang, Temanggung) diminta merapat ke lokasi bencana dan membantu penanganan darurat.
“Logistik dan peralatan dikerahkan untuk membantu masyarakat terdampak,” ucapnya.
Saat ini pemenuhan kebutuhan korban longsor dan banjir terus dilakukan baik dari perbekalan dan logistik serta peralatan untuk kebutuhan dasar. Pendampingan administrasi dan managerial dilakukan oleh BNPB kepada daerah.
Status tanggap darurat hingga kini masih belum ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah. Bupati dan walikota di wilayah terdampak menjadi penanggungjawab penanganan bencana, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pusat akan terus memberikan pendampingan.
Berdasarkan informasi BMKG, wilayah Sumatera, Jawa, Maluku hingga Papua saat ini masih berpotensi tinggi terjadi hujan. BNPB telah menginstruksikan kepada BPBD bersama lembaga terkait di daerah untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kesiapan masyarakat.