:
Oleh H. A. Azwar, Senin, 11 April 2016 | 11:56 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 656
Jakarta, InfoPublik - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, belum menunjukkan tanda-tanda berhenti meletus sejak September 2013 hingga saat ini. Aktivitas vulkanik masih sangat tinggi dengan status Awas.
"BNPB telah memberikan bantuan Rp356,5 miliar untuk penanganan darurat letusan Gunung Sinabung sejak September 2013 hingga saat ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin (11/4).
Dari Rp356,5 miliar tersebut, Rp241,2 miliar berupa uang tunai dan Rp115,3 miliar barang dan jasa.
Kepala BNPB Willem Rampangilei terus memantau perkembangan penanganan Gunung Sinabung. BNPB berkomitmen akan memberikan bantuan bagi pengungsi, baik untuk penanganan darurat maupun rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
"Bupati Karo tetap berada paling depan dan bertanggung jawab dalam penanganan bencana. BNPB akan terus memberikan pendampingan dan perkuatan BPBD Karo. Masyarakat jangan sampai kekurangan akibat bencana," ujar Sutopo.
Letusan diiringi dengan luncuran awan panas dan lava hampir setiap hari berlangsung. Pada Minggu (10/4) tercatat empat kali meletus yaitu pukul 06:52 WIB, terjadi letusan, dengan tinggi kolom abu vulkanik 500 m. Letusan kedua pada pukul 06:56 WIB, dengan tinggi kolom abu vulkanik 800 m. Kemudian pukul 07:03 WIB, letusan dengan tinggi kolom abu vulkanik 500 m, dan selanjutnya pada pukul 13:15 WIB, terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 m.
Sehari sebelumnya PVMBG, mencatat terjadi 16 kali gempa guguran, 22 kali gempa frekuensi rendah, empat kali gempa hybrid, dan tremor menerus. Seismisitas menunjukkan bahwa letusan masih berpotensi tinggi akan terjadi.
Untuk pengungsi, tidak ada penambahan akibat letusan pada Minggu (10/4) tersebut. Tercatat jumlah pengungsi saat ini 9.322 jiwa (2.592 KK) yang berada di 10 posko pengungsian. Pengungsi berasal dari sembilan desa dan satu dusun, yaitu Desa Tiga Pancur, Sukanalu, Pintu Mbesi, Sigarang-Garang, Jeraya, Kuta Rayat, Kuta Gugung, Mardinding, Kuta Tengah, dan Dusun Lau Kawar. Mereka mengungsi sejak Gunung Sinabung dinaikkan status Awas oleh PVMBG pada 2 Juni 2015 hingga sekarang. Kebutuhan dasar pengungsi tercukupi. BNPB terus memberikan bantuan bagi para pengungsi.
Selain itu, juga masih ada 4.967 jiwa (1.683 KK) warga dari Desa Guru Kinayan, Kota Tonggal, Beras Tepu dan Gamber yang saat ini ada di hunian sementara sambil menunggu relokasi. Desa mereka tidak boleh ditempati lagi karena berbahaya dari letusan Gunung Sinabung.
Mereka diberi bantuan BNPB berupa sewa rumah Rp3,6 juta per KK per tahun dan sewa lahan pertanian Rp2 juta per KK per tahun. Sudah lebih setahun mereka berada di hunian sementara. Pemerintah masih menyiapkan relokasi bagi mereka namun terkendala lahan untuk permukiman dan pertanian. Sedangkan untuk relokasi bagi 1.212 jiwa (370 KK) warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah sudah berhasil dilakukan. Masyarakat telah menempati rumah relokasi.
BNPB mengimbau masyarakat untuk terus mentaati larangan aktivitas di sekitar Gunung Sinabung. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timurlaut Gunung Sinabung agar dievakuasi ke lokasi yang aman.