:
Oleh H. A. Azwar, Rabu, 24 Februari 2016 | 10:20 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 2K
Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia dan AHA Centre bekerjasama dalam mengantisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam.
"Kerja sama ini sangat penting agar Indonesia selalu mengembangkan kapasitas dalam penanggulangan bencana, terutama karena Indonesia memiliki pengalaman yang cukup banyak terhadap segala macam bencana alam yang terjadi di antara negara ASEAN lainnya," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei pada penandatanganan kerja sama BNPB dan AHA Center di Jakarta, Selasa (23/3) malam.
Kerjasama sebagai upaya tindak lanjut Pemerintah Indonesia dalam hasil pertemuan ASEAN Committe on Disaster Management (ACDM) ke-27 pada Desember 2015 di Kamboja. Telah disepakati draft Naskah Host Country Agreement (HCA) antara pemerintah Indonesia dan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre) untuk mendukung negara terdampak, serta kapasitas nasional dalam merespon bencana.
AHA Centre merupakan organisasi inter-pemerintah yang bertujuan memfasilitasi kerjasama dan koordinasi antar negara anggota ASEAN dengan organisasi internasional lainnya terkait penanggulangan bencana di kawasan ASEAN.
Menurut Willem, kerja sama antara Indonesia sebagai tuan rumah dan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre) sebagai organisasi yang memfasilitasi koordinasi antarnegara ASEAN terkait penanggulangan bencana, ini berfokus pada pelaksanaan visi “One ASEAN One Response”.
Visi tersebut memiliki misi bantuan kemanusiaan secara cepat dan terkoordinasi dalam penyebarannya di negara ASEAN bersama lembaga regional, lembaga internasional lainnya dan pelaku kemanusiaan dalam penanggulangan bencana alam guna meminimalkan korban jiwa, jumlah pengungsi dan kerugian yang ditimbulkan.
Willem menjelaskan, sejak didirikan pada tahun 2011 lalu, AHA Centre berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana di tiap negara ASEAN dan membangun solidaritas dalam merespons bencana, baik terhadap negara yang terkena bencana maupun negara pemberi bantuan.
Indonesia pun serius dan menunjukkan komitmennya dalam hal penanggulangan bencana dengan memfasilitasi AHA Centre berkantor di BNPB Pusat.
"Kerja sama ini memberi nilai tambah bagi Indonesia yang dapat membagi pengetahuannya karena pengakuan dari negara lain atas pengalaman lebih dalam menangani bencana alam," jelas Willem.
Sementara itu, Direktur Eksekutif AHA Centre Said Faisal menyatakan ada tiga elemen penting dalam merespons bencana alam, yakni speed atau kecepatan, skill atau kemampuan dan solidarity atau kebersamaan.
"Terbukti sudah ada 13 respons yang sudah kami laksanakan dan bermanfaat di kawasan ASEAN. Sepuluh negara ASEAN koordinasi bersama di bawah AHA Centre," kata Said.
Saat ini AHA Centre memiliki dua mekanisme penanggulanan bencana, yaitu disaster monitoring atau memantau titik bencana alam yang ada di kawasan ASEAN dan menginformasikannya ke sepuluh badan penanggulangan bencana di masing-masing Negara.