:
Oleh H. A. Azwar, Senin, 25 Januari 2016 | 14:57 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 680
Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan curah hujan yang terus meningkat pada akhir Januari hingga awal Februari 2016 membuat potensi banjir dan longsor juga semakin meningkat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Senin (25/1), menjelaskan hujan deras yang berlangsung pada Sabtu (23/1) sore hingga Minggu (24/1) telah menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Banjir bandang menerjang dua desa yaitu Desa Musi dan Desa Penyabangan Kecamatan Gerokgak pada Minggu (24/1) pukul 16.00 WITA.
Sebanyak 56 rumah terdampak, dimana 8 rumah rata dengan tanah di Desa Musi, sedangkan di Desa Penyabangan terdapat 36 rumah terdampak dimana 13 rumah diantaranya rata dengan tanah.
Menurut Sutopo, banjir bandang juga menghanyutkan sepeda motor, ternak dan perusak kebun masyakarat serta tiga bangunan fasilitas umum mengalami kerusakan. “Tidak ada korban jiwa akibat banjir. Sebanyak 36 KK mengungsi,” ujarnya.
Sementara itu, BPBD Buleleng, BPBD Prov Bali, TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. “Saat ini banjir telah surut. Perlu alat berat guna membersihkan material dan Lumpur,” tuturnya.
Dijelaskannya, banjir terjadi dengan cepat meluncur membawa material batu, kayu gelondongan, dan air bercampur lumpur. “Tinggi banjir mencapai 1,2 meter. Posisi kedua desa tersebut berada di bawa lereng perbukitan,” jelasnya.
Sutopo menambahkan, diindikasikan bahwa sebelumnya terbentuk bendungan alami di perbukitan akibat longsor dan saluran tertutup oleh kayu-kayu pohon. Selanjutnya bendungan alam tersebut tidak mampu menampung aliran permukaan dari air hujan, yang kemudian jebol dan menghantam permukiman di bawahnya.
"Masyarakat yang tinggal di bawah perbukitan hendaknya selalu waspada. Kenali tanda-tanda potensi banjir bandang, seperti di hulu hujan deras tetapi debit sungai atau aliran di bawah tetap kecil. Aliran tetap jernih airnya. Lakukan pengecekan di alur sungai atau lembah apakah ada pembendungan atau tidak. Jika ada segera dibongkar," kata Sutopo.