Hasil Padi Organik Lebih Unggul 20 Persen dari Padi Kimiawi

:


Oleh MC KAB TOBA SAMOSIR, Senin, 21 Mei 2018 | 07:06 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 931


Balige,InfoPublik-Padi organik rupanya ada di Toba Samosir (Tobasa) Sumatera Utara tepatnya di Desa Sinta Dame Kecamatan Silaen. Padi organik ini dinamakan pemiliknya padi Keriting..

Di tengah sawah padi organik miliknya, Mangasi Sitorus (46) ,Sabtu (18/5) menceritakan awal tertariknya dia mengolah sawah dengan menggunakan pupuk organik. Penelitian yang dilakukan temannya dari salah universitas di daerah Medan mengatakan jika  unsur hara tanah sudah sangat memprihatinkan dan mencapai 5,6.

Menurutnya, hal ini tidak boleh terjadi. Dia mengambil keputusan dan tertarik menggunakan pupuk organik untuk mengembalikan unsur-unsur hara tanah.

Keputusan mengolah sawah dengan menggunakan pupuk organik sejak awal dilakukan dengan sangat teliti. "Semua dilakukan sendiri tanpa menggunakan pupuk kimia" sebut Mangasi Sitorus yang sudah empat tahun berdomisili di Desa Sinta Dame ini.

Mangasi mengatakan bahwa sudah empat tahun ia mengolah sawah dengan sistem padi organik ini. Sebelumnya dia hanya mampu menghasilkan padi sekitar 250 kaleng padi dengan luas lahan kira-kira 7-8 rante. satu rante berkisar 20 x 20 meter persegi.

Setelah dilakukan dengan sistem pengolahan padi organik, dia mampu menghasilkan padi dilahan yang sama dengan peningkatan sekitar 20% atau 334 kaleng padi.

Menurutnya, pengolahan dilakukan dengan teliti dari awal. Setelah selesai panen padi, dirinya tidak membakar jerami padi seperti yang dilakukan petani Tobasa umumnya, melainkan disebar merata di sawahnya.

Tujuannya untuk mengembalikan unsur-unsur hara yang dibutuhkan padi tersebut. "Tanaman dan tanah akan jenuh jika dilakukan pemupukan secara terus menerus menggunakan pupuk kimia" sebut Mangasi Sitorus..

Setelah jerami padi disebar, dia menyemprotkan lahan tersebut dengan menggunakan dua botol  EM4 untuk luas lahan 7-8 rante dan garam busuk 1 zak untuk pembusukan sebelum dikelola.

Seterusnya, lahan dikelola dengan menggunakan traktor. Dedak padi diperlukan disaat akhir masa pengolahan tanah atau sebelum masa tanam.

Ada perbedaan yang menyolok antara lokasi pembibitan dengan lokasi tanam. Biasanya, tanaman padi yang berada di lokasi pembibitan akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan berbeda dengan lokasi tanam padi. Namun dilokasi ini, tinggi dan pertumbuhannya sama dan nyaris tidak kelihatan lokasi pembibitan padi tersebut.

Setelah padi berumur 30 hari padi ditaburi dengan menggunakan abu pembakaran padi. Ini dilakukan untuk mencegah hama yang bisa merusak tanaman padi dan menghambat pertumbuhan.

Selanjutnya, ketika umur padi sudah 45 hari, kembali kompos masak diberikan kepada tanaman padi agar pertumbuhannya baik dan tingkat kesuburan tanah terjaga.

Umur padi hingga bisa dipanen bisa mencapai empat bulan. Hasilnya pun sungguh sangat memuaskan dan tidak merepotkan. " Memang kita akan repot mengolah lahan di awal. Namun kita akan tenang dan tidak perlu repot-repot memupuk pakai kimia dan pengusir hama setelahnya.  Hama akan menjauh dan padi tidak akan disentuh" katanya.

Namun ada kendala disaat panen. Harga padi organik ini disamakan toke padi dengan padi biasa yang menggunakan pupuk kimia. "Kendala saya setelah panen, toke padi menyamakan padi saya dengan padi biasa yang menggunakan pupuk kimia" katanya lagi..

Ia berharap kepada pemerintah Kabupaten Toba Samosir agar padi organiknya bisa dipromosikan. Memang harga beras organik di kota-kota besar sangat berbeda jauh.

"Mudah-mudahan bupati kita, Darwin Siagian dan Hulman Sitorus bisa melirik padi organik ini dan mempromosikan nya" katanya.

Bagi warga yang butuh beras organik atau ingin belajar untuk mendalami tata cara penanaman padi organik, Mangasi Sitorus siap mendampingi.(MC Tobasa pintor/rik/eyv)