Pengusaha Ekspor - Impor Jatim Cari Solusi Terkait Pelemahan Rupiah

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 26 April 2018 | 16:39 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 113


Surabaya, InfoPublik - Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Provinsi Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan memberikan perhatian untuk kemudian merumuskan solusi antisipasi terhadap melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS. Hal ini, karena bisa memengaruhi biaya logistik pelabuhan, khususnya biaya penanganan angkutan. 

"Dikarenakan saat ini tarif proses di pelabuhan menggunakan tarif dolar meski pembayarannya sudah menggunakan mata uang rupiah," kata Isdarmawan dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (25/4). 

Dikatakannya, komponen biaya logistik kini masuk harga produk sebesar 25 persen, atau lebih tinggi dibanding sebelumnya. Secara otomatis bila biaya logistik tinggi, harga produk lebih tinggi. Ada kenaikan harga yang akhirnya pilihan kembali ke konsumen, apakah ambil tetap di harga tinggi atau menunggu harga turun. 

Diakuinya, akibat kenaikan itu ada pengusaha yang menahan untuk belanja, khususnya bila produk tersebut menggunakan bahan baku impor yang sudah pasti harga akan naik lagi. "Meskipun, memang tidak begitu besar karena belanja bahan baku umumnya jangka panjang. Tiga bulan sekali atau enam bulan sekali. Bila saat ini nilai tukar sedang tinggi, bisa ditahan untuk tidak belanja bahan baku impor dulu,” ujarnya. 

Dijelaskan, dari imbas lain adanya kenaikan harga produk lokal, ekspor dan produk berbahan baku impor yang diproduksi dari saat nilai tukar tinggi. Diharapkan fluktuasi nilai tukar ini tidak terjadi secara drastis. Pengusaha butuh stabil di kisaran berapa ke berapa untuk memberi kepastian dalam mengambil langkah bisnis. Sementara itu, nilai tukar yang hampir Rp14 ribu per dolar AS menguntungkan pengusaha ekspor dan akan memberi dampak positif bagi eksportir. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-ryo)