Rekonsiliasi Harmoni Budaya Sunda-Jawa

:


Oleh MC Kota Malang, Kamis, 8 Maret 2018 | 10:20 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 520


Malang, InfoPublik - Mengusung tema "Harmoni Budaya Sunda-Jawa", tiga gubernur bersepakat menjalin dan menguatkan sinergi kebudayaan. Hal ini ditandai dengan launching Jalan Prabu Siliwangi dan jalan Pasundan di Kota Surabaya dan Jalan Majapahit di Kota Bandung, oleh Gubernur Jawa Timur H.  Soekarwo. Acara ini disaksikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Diawali dengan kolaborasi apik kesenian Jawa Timur dengan kesenian Pasundan dengan tajuk "Angklung Rending Karending", acara yang digelar di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (6/03/2018) ini juga menjadi gambaran etalase kekayaan budaya nusantara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Jawa Timur  H. Jarianto, menyampaikan bahwa kolaborasi budaya yang dihelat membawa spirit semangat pemersatuan kebangsaan. Sementara itu, Gubernur Jawa Timur H.  Soekarwo mengatakan, bahwa politik bisa kotor,  tapi yang bisa membasuh jadi bersih adalah kebudayaan.

"Pemahaman sejarah yang baik akan menjadikan Indonesia kuat. Luka sejarah tidak boleh diproduksi untuk kepentingan politik.  Karenanya menjadi tanggung jawab semua anak bangsa untuk menempatkan peristiwa sejarah menjadi pembelajaran berharga yang diperkuat oleh modal budaya dari bangsa ini," ujar Pakde Karwo.

Sementara Kang Aher,  demikian gubernur Jabar akrab disapa, menyatakan bahwa sejarah Pasundan bubar membawa beban psikologi.

"Padahal itu cerita 610 tahun yang lalu. Mengapa orang Sunda tidak mau disebut orang Jawa, di antaranya terkontribusi oleh "luka" sejarah tersebut. Oleh karenanya emosi kolektif itu harus diakhiri dan kita adalah satu Jawa," ujar Kang Aher.

Pada konteks kekinian, menurut Gubernur Jabar, bersatunya Sunda dan Jawa, dengan jumlah populasi 54 persen dari jumlah penduduk di Indonesia, maka kekuatan kebersamaan keduanya akan berpengaruh secara signifikan bagi persatuan Indonesia di tengah kebhinnekaan.

Pesan yang sama juga ditekankan Sri Sultan Hamengku Buwono X, bahwa perlu langkah memutus sejarah kelam. Salah satunya disimbolkan pada tahun sebelumnya (2017) di DIY,  telah di-launching Jl. Pasundan yang terhubung dengan Jl. Majapahit di Yogyakarta. Sementara itu, Pjs.  Walikota Malang Dr. Ir. Wahid Wayudi, MT  di sela acara menyampaikan,  perlu terus dialirkan dan digelorakan semangat kebudayaan di dalam nafas kebangsaan.

"Bangsa kita terbentuk di antaranya dari kekuatan budaya yang mengkristal,  maka bentuk-bentuk kolaborasi seperti ini harus mampu dikembangkan di antara pemerintah daerah," ujar Wahid Wahyudi. (MC Malang/say/ram/Noor)