Komisi III DPR Pastikan Penyerang Kiai Di Lamongan Alami Gangguan Jiwa

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Senin, 19 Februari 2018 | 22:05 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 394


Surabaya, InfoPublik – Kasus penyerangan kiai di Ponpes Karangasem Kecamatan Paciran Laongan yang viral di media sosial dan pemberitaan mendapatkan atensi dari Komisi III DPR RI. Komisi yang membidangi hukum itu mendatangi Mapolda Jatim untuk memastikan informasi dengan bertemu langsung dengan tersangka yang diduga mengalami gangguan jiwa.

“Karena kasus sudah viral dan ada yang beredar menyebutkan ada orang gila yang dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyerang tokoh agama, alim ulama, kiai dan pendeta di gereja dan masjid, itu tidak benar. Kami yakin 1.000 persen ini bukan by desain (dibuat kelompok tertentu, red),” jelas Anggota Komisi III DPR RI, Adies Kadir saat ditemui di RS Bhayangkara Mapolda Jatim, Senin (19/2).

Ia menjelaskan, kepastian gangguan jiwa itu setelah dilakukan pemeriksaan oleh psikiater dan dokter spesialis kejiawaan. “Sudah Diperiksa ahli jiwa dan psikiater. Nanti juga dikompare (digabung, red) dengan hasil pemeriksaan ke RS Menur. Tersangka ini diketahui selama 2-3 tahun terakhir memang mengalami gangguan psikis berat atau bisa disebut orang gila,” jelas anggota DPR Dapil I Jatim tersebut.

Menurutnya, kepastian tersangka mengalami gangguan jiwa juga karena setelah ia berinteraksi dengan tersangka secara kasat mata bisa disimpulkan depresi berat. “1.000 persen yakin tersangka ini gila karena tidak bisa berinteraksi sama sekali. Kita coba ajak bicara gak jawab dan pandangan mata juga kosong. Ini tanda tekanan psikis berat dan jika dibiarkan bisa membahayakan orang di sekitarnya,” jelasnya.

Adies menjelaskan perihal kronologis yang terjadi di Ponpes Karangasem. “Dikira tersangka ini menyerang kiai atau sengaja disebar (oleh kelompok tertentu). Kejadian di masjid ponpes. Karena mau sholat, tersangka disuruh minggir. Saat sarung ditarik kiai, tersangka marah. Lalu kiai jatuh, tapi dikira tersangka menganiaya dan ingin membunuh kiai,” ungkapnya.

Dijelaskannya, kasus serupa juga terjadi sebelumnya di Tuban. “Kasus di Tuban juga hampir sama. Saat itu, tersangka mampir di masjid mau berobat di kiai. Namun karena antrean banyak langsung marah-marah dan memecahkan kaca masjid. Jangan sampai orang mengira orang gila ini disebar dan dimanfaatkan,” ungkapnya.

Anggota DPR dari Fraksi Golkar itu juga mengapresiasi kinerja Kapolda Jatim beserta jajarannya yang bisa memberikan respon cepat. “Sebenarnya ini tugas biasa. Karena lagi booming kasus kriminal biasa ini langsung jadi atensi kapolda, sehingga polisi lebih sigap lagi dalam menangani kasus secara cepat,” tukasnya. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-afr)