BP Batam Belajar Olah Eceng Gondok Pada PJT I

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Senin, 5 Februari 2018 | 11:44 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K


Surabaya, InfoPublik– Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), belajar mengolah eceng gondok kepada Perum Jasa Tirta I (PJTI) dan LSM Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH),  sebagai langkah mengurangi tanaman yang dianggap gulma.

Untuk mewejudkan rencana itu, perwakilan BP Batam yang dipimpin Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan Jumat (2/2), berkunjung ke kantor DJA II PJT I di Surabaya dan Omah Sampah Surabaya yang dikelola LSM KLH.

“Persoalan eceng gondok masih belum terselesaikan di wilayah kami. Dari luas 1.000 hektare dari tujuh waduk kami, hampir 200 hektare ditumbuhi eceng gondok.

"Untuk itu, kami belajar pada PJT I dan KLH tentang cara pengolahan eceng gondok agar bisa bermanfaat,” ujarnya.

Selama melakukan diskusi dan berkunjung ke Omah Sampah, Binsar mengaku mendapat banyak pengetahuan.“Ternyata eceng gondok di sini bisa diolah jadi pupuk cair, pupuk padat, dan juga untuk pakan ternak. Kami akan coba terapkan di Batam,” ungkapnya.

Mengawali penerapan pengolahan eceng gondok, BP Batam, berencana mengundang perwakilan dari KLH untuk bisa mendampingi proses pengolahan. Kerjasama selanjutnya, akan melibatkan LSM di wilayah Batam dan juga masyarakat, sebagai pengolah eceng gondok menjadi pupuk ataupun pakan ternak.

Kepala Divisi Jasa ASA II WS Brantas PJT I, Viari Djajasinga mengatakan, pengolahan eceng gondok dilakukan di wilayah hulu hingga hilir Sungai Brantas.

Kita harus menyesuaikan dengan demand atau permintaan dari warga sekitar.“Kalau di wilayah hulu Brantas seperti di Selorejo Malang, eceng gondok diolah jadi pakan ternak. Kalau jadi pupuk, warga tidak berminat. Di wilayah hilir seperti di Surabaya, demand warga butuh pupuk untuk tanaman, karena di wilayah Kecamatan Jambangan jadi Kampung Hijau,” jelasnya.

Direktur KLH, Imam Rochani menjelaskan, eceng gondok merupakan emas yang tersembunyi. Banyak orang menganggap eceng gondok itu gulma, tapi sebenarnya tanaman yang tumbuh subur di sungai ini, banyak manfaatnya.

“Bisa menjadi obat sakit kulit, pakan ternak, dan juga pupuk kompos. Kami sudah melakukan pengolahan itu dengan melibatkan Garda Lingkungan,” kata Imam.

Untuk pengolahan hingga jadi pupuk,  dalam bentuk padat atau granul membutuhkan waktu sekitar 15 hari. Namun untuk membuat pupuk cair, butuh waktu lebih lama sekitar

23 hari. “Setalah pupuk eceng gondok selesai diproduksi,kami meilbatkan ibu PKK untuk  pengemasan. Namun untuk saat itu, pupuk eceng gondok hasil produksi kerjasama PJT I dan KLH itu dibagikan gratis,” imbuhnya. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-hjr/Eyv)