UKM Bekasi Kembangkan Ekosistem Buatan, Aquarium Menjadi Aquascape

:


Oleh Eka Yonavilbia, Minggu, 5 November 2017 | 14:00 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 5K


Bekasi, InfoPublik - Dengan umur yang sudah tidak muda lagi, tidak menjadi tolak ukur pria paruh baya yg satu ini. Berawal dari kegemaranya terhadap ikan, Pung Astara (55) yang lebih akrab dipanggil pakde oleh para pelangganya ini akhirnya menekuni seni menata aquarium atau yang saat ini lebih dikenal dengan istilah aquascape.

"Aman seaman-amanya umat" slogan yang selalu diungkapkan pakde kepada pelanggan setianya yang menanyakan kualitas barangnya di toko.Pria berusia 55 tahun ini, memulai usaha aquascape dengan membuka toko di Rawalumbu Utara, di tahun 2010 bernama Rawalumbu Aquatic. Pakde yang saat itu gemar sekali dengan ikan hias mulai mempelajari seni menata aquarium, lantaran dirinya merasa aquarium yang dimilikinya selama ini tidak sebagus seperti yang dilihatnya di foto.

"Akhirnya cari tahu. Harus ada tanamannya tempat dia sembunyi, untuk oksigen. Lalu tanaman apa saja yang bisa ditanam di air tawar. Kita cari tahu sampai ketemu konsep aquascape ini di tahun 2008," ungkapnya pada kesempatan berbincang dengan InfoPublik di teras tokonya.Kemudian Pung mulai belajar konsep tersebut bersama rekan-rekan lain yang juga menyukai aquascape. Hingga akhirnya pada 2009-2010 konsep tersebut mulai banyak dikenal di Indonesia.

Peluang tersebut lantas dimanfaatkannya untuk membuka usaha aquarium ikan hias. Namun tidak hanya toko ikan hias biasa, Ia lebih mengkhususkan usahanya ke konsep aquascape.Aquascape itu sebenarnya seni menanam tanaman air tawar di dalam aquarium, dan membuat ekosistem dalam skala yang lebih kecil di dalam aquarium. Kaya kita bertanam saja tetapi di air tawar, namanya aquascape. Secara global aquascape adalah seni menata aquarium baik air tawar maupun air laut," jelasnya sambil menyusun rangkaian aquascape

Dengan modal awal sekitar Rp 40 juta, Pung membangun toko Rawalumbu Aquatic. Usaha tersebut lalu dikembangkan secara bersama-sama hingga seperti sekarang ini, omzet per bulanya mampu mencapai Rp 10-30 juta. Di toko miliknya, aquascape dengan ukuran aquarium 60x30 cm dijual dengan harga Rp 400 ribu. Harga yang dibanderol tergantung dari ukuran aquarium hingga desain yang ditampilkan.

Sebab menurutnya, dalam membuat aquascape yang dihargai tinggi adalah nilai estetikanya. Ada berbagai macam jenis tema aquascape, kategori yang pertama ini tema iwagumi, tema iwagumi menggunakan media bebatuan dan pasir-pasir, kategori yang kedua bertemakan dutch style, kategori ini lebih menonjolkan tanaman dan yang terakhir forest atau jugle, ini tema paling favorit para pecinta aquascape. Bahkan tak jarang aquascape bertemakan forest atau jungle bisa dijual dengan harga Rp 5-10 juta.

Harga variatif. Aquarium yang kita set sudah jadi 70x30cm, Rp 800 ribu. Ini bisa dikatakan mahal di jasa mendesain. Karena aquascape bukan hanya dinilai dari isi harga tanamannya, tapi jasa desainnya. Kalau kita modal desain sendiri mungkin bisa setengahnya," katanya. Dari tahun ke tahun, masyarakat antusias terhadap seni aquascape ini semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan maraknya bisnis aquascape disejumlah wilayah khususnya kota-kota besar serta promosi yang dilakukan di media sosial.

Segmentasi pasarnya pun beragam, dari mahasiswa hingga pekerja kantoran. Bahkan tak jarang ada pelajar SMP ataupun SMA hingga usia lanjut ikut menyukai aquascape. "Alhamdulilah dari 2010 sampai sekarang, antusiasnya meningkat terus. Kebanyakan yang datang ke sini, orang-orang kuliahan dan kantoran. cuma di komunitas, kita juga menemukan anak-anak SMP, SMA atau malah udah umur 60an," terangnya.

Ke depan, dirinya berencana untuk terus melanjutkan produksi komponen-komponen yang berkaitan dengan aquascape, seperti pasir, pupuk, dan media tanam, secara mandiri dengan brand Aquareset. Begitupun alat-alat lain yang diperlukan untuk membuat aquascape seperti bebatuan dan lampu, yang hingga kini masih impor."Nah, kita Rawalumbu Aquatic sudah mulai impor sendiri. Biasanya ngambil dari distributor. Namanya sudah enggak lewat distributor pastikan lebih murah. Sudah kita coba beberapa bulan ini sih. Cuma kalau dalam kuantitas yang ribuan lumayan selisihnya," ujarnya.

Usaha yang digarapnya ini membuahkan hasil untuk perkembangan produk perikanan di Bekasi sendiri. Ia pun berpartisipasi dalam ajang pameran ikan hias bertemakan "Aquabex" yang diselenggarakan di UPTD Pusat Promosi Ikan Hias, Kelurahan Pengasinan, Rawalumbu.

Walikota Bekasi dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi pun turut serta dalam peresmian Aquabex 2017. Dalam kesempatanya Walikota Bekasi menilai saat ini bisnis komuditas ikan hias di Kota Bekasi berkembang sangat pesat baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga menyebabkan Kota Patriot menjadi salah satu produsen ikan hias terbaik di Jawa Barat dan Kota Bekasi juga dikenal sebagai sentra produksi ikan hias Indonesia.Untuk pertama kali, neraca peradagangan perikanan di Bekasi meningkat secara drastis .mulai dari pembudidayaan ikan hias dan komponen aquarium lainnya.

Menurut dosen dari Universitas Bhayangkara Bekasi Sriyono, SE.,MM, perkembangan Perekonomian UMKM mulai meningkat, Tak jarang beberapa petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, gurame dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. "Dengan demikian para pedagang ikan hias mampu bersaing dengan usaha mikro lainnya," ujarnya saat di temui di sekretariat Dekan Fakultas Ekonomi Univeristas Bhayangkara Bekasi.

Dirinya berharap usahanya tersebut bisa terus berkembang dan dapat menginspirasi anak muda lainnya untuk membuka usaha baik yang sejenis maupun usaha lainnya. "Zaman sekarang orang sudah mau buka usaha. Kita tinggal modal sedikit, promosi online, promo terus, lama-lama juga akan besar. Jangan takut gagal saja. Kalau gagal, jangan nyerah, usaha terus. Namanya usaha pasti ada untung kadang buntung," tutupnya.(Mahasiswa Magang/Javiernando/Eyv)