Festival Gerobak Sapi Hidupkan Kembali Transportasi Tradisional

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Senin, 21 Agustus 2017 | 10:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 552


Sleman, InfoPublik - Transportasi tradisional kini sudah mulai ditinggalkan. Tak banyak orang yang tahu bahwa gerobak sapi dulunya pernah menjadi sarana transportasi yang digunakan masyarakat. Bahkan, menjadi kendaraan utama pada zaman dulu.

Hal inilah yang dilihat Pangrekso Andini Karya, sebuah paguyuban gerobak sapi di Sleman. Berniat kembali mengenalkan transportasi gerobak sapi, paguyuban ini sudah kesembilan kalinya mengadakan Lomba dan Festival Gerobak Sapi Merdeka dalam rangka menyambut hari jadi RI ke-72 dan hari jadi paguyuban.

Pelaksanaan kali ini terasa berbeda karena pelaksanaannya bertepatan dengan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Hewan UGM ke-71.

“Kebetulan untuk tahun ini yang ketempatan adalah Pemerintah Desa Sariharjo Ngaglik dan kebetulan bersamaan dengan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang ke-71,” terang Tri Hariyono, Ketua Pangrekso Andini Karya saat ditemui Minggu (20/8) di Lapangan Ngetiran, Sariharjo, Ngaglik, Sleman.

Diikuti oleh 150 peserta dari berbagai paguyuban, acara terbagi menjadi dua, yakni pawai gerobak sapi dan lomba-lomba. Pawai Gerobak Sapi bersifat gratis bagi para penggemar gerobak sapi yang ada di Sleman, Bantul, Klaten, dan sekitarnya.

“Justru panitia menyediakan doorprize,” jelas Tri. Doorprize yang disediakan pun beragam mulai dari satu ekor kambing, pakan (makanan-red) sapi, satu paket vitamin khusus untuk sapi, dan lain sebagainya.   

Melewati rute sejauh 7 km, gerobak sapi dengan modifikasi hiasan hasil pertanian terbaiklah yang akan memeroleh nilai tertinggi.

“Hiasan dengan hasil pertanian yang paling baik itu nanti yang akan menang,” ujar Tri.

Didik, perwakilan Bajingan dari Sleman Barat Manunggal Sari Seyegan, menyampaikan alasannya berpartisipasi dalam festival ini adalah untuk mendapatkan ilmu.

“Kita belajar cara berternak sapi yang baik sama cara memilih bibit sapi yang unggul,” lanjut Didik.

Didik yang membawa dua sapi terbaik miliknya ini, pun mengakui bahwa tujuannya berfestival bukan lagi soal mendapat kemenangan tetapi lebih kepada kesenangan pribadi. “Saya hadiah nomor belakang yang penting senang dulu aja,” tutur Didik.

Selain pawai gerobak sapi, pada kesempatan tersebut juga diadakan lomba sapi dengan beberapa kategori, seperti sapi bakalan jantan, sapi bakalan betina, dan sapi penggemukan. Lomba ini dinilai langsung oleh dokter-dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM. (MC.Kab.Sleman/Eyv)