RA Lasminingrat Kembali Diusung Jadi Pahlawan Nasional

:


Oleh MC Kab Garut, Rabu, 12 April 2017 | 19:24 WIB - Redaktur: Tobari - 312


Garut, InfoPublik - Perjuangan RA Lasminingrat tidak hanya sebatas pendiri Sakola Istri saja, namun beliau juga memberikan kontribusi besar bagi  sekolah kecil yang didirikan ayahnya dengan cara menterjemahkan buku-buku cerita bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia, bahasa dengan aksara Jawa dan Sunda.

Buku hasil terjemahannya sukses besar dengan beberapa kali cetak ulang dengan total jumlah ribuan eksemplar. Ini merupakan tanda awal, beliau sangat kritis terhadap pentingnya pendidikan. 

Tepat tanggal 10 April 2017, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, hadir langsung di pelataran SDN Regol 7 dan 10. Kehadirannya sebagai bentuk dukungannya terdahadap Raden Ayu Lasminingrat sebagai tokoh Pahlawan Nasional.

Turut hadir Wakil Bupati Helmi Budiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Budi Gangan, Ketua Tim pengusung gelar pahlawan RA Lasminingrat, Rani Permata Dicky Chandra, para tokoh budayawan dan masyarakat setempat.

Tahun 2010 perjuangan RA Lasminingrat pernah didorong untuk menjadi Pahlawan Nasional oleh Pemkab Garut, namun akhirnya gagal. Pasalnya, kajian ilmiah mengenai tokoh R.A. Lasminingrat dan sepak terjangnya waktu itu, dinilai belum lengkap, sehingga belum memenuhi kategori nomine pahlawan nasional.

Untuk itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, menekankan agar dalam pengusungan RA Lasminingrat menjadi pahlawan nasional, tidak perlu terburu-buru.

Menurutnya data dan bukti harus terus digali secara berkesinambungan hingga mengerucut pada satu kesimpulan yang valid.

Ia juga meminta Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) untuk terus menggali data di kearsipan Belanda, Rusia, dan dimana pun data terkait kiprah RA Lasminingrat berada, supaya fakta sejarahnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Ketua Tim pengusung gelar pahlawan RA Lasminingrat, Rani Permata Dicky Chandra berharap dukungan dari semua pihak agar perjuangan RA Lasminingrat dihormati dan dihargai. Ia pun meminta agar jasa-jasanya dikenang dan diperingati.

"Kami ingin setiap 10 April ditetapkan menjadi Hari Lasminingrat. Penetapan itu diharapkan bisa menghormati jejak juang beliau," katanya.

Pada tahun 2007, Lasminingrat sempat masuk pengajuan dalam daftar pahlawan nasional. Namun, pengajuannya sebagai pahlawan nasional terkendala minimnya data serta syarat lainnya yang diminta oleh pemerintah pusat.

Meski belum diakui secara nasional, masyarakat Garut umumnya telah menganggap Lasminingrat sudah menjadi pahlawan intelektual. (MC Garut/toeb)