Tujuh Persembahan BPJS Ketenagakerjaan di HUT ke-39

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 6 Desember 2016 | 03:55 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 355


Jakarta, InfoPublik - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menggelar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) BPJS Ketenagakerjaan ke-39 pada hari Senin (5/12), bertempat di Ballroom Hotel Bidakara, Jakarta.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan kerja keras dari semua pihak yang merupakan kunci penting pencapaian yang didapat BPJS Ketenagakerjaan pada tahun sebelumnya dan pelaksanaan rencana kerja pada tahun-tahun mendatang dalam menyejahterakan para pekerja di Indonesia.

“Bermula dari Perum Astek pada 1977, yang merupakan tonggak dimulainya sistem jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia, kemudian menjadi Jamsostek pada 1992, yang lalu berganti nama saat ini menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 2014, kami akan selalu konsisten dalam menjalankan tugas kami untuk memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada seluruh pekerja di Indonesia,” ungkap Agus dalam sambutannya.

Menurut Agus, kerja sama antar institusi dan pemerintah sangat penting untuk dilakukan dan juga sekaligus merupakan salah satu bentuk sumbangsih terbaik untuk negara. Diingatkannya, pada tahun 2017 mendatang, manajemen BPJS Ketenagakerjaan ingin bekerjasama dalam koridor Good Governance dan meminta semua pihak yang terkait agar dapat membantu melaksanakan tujuan tersebut.

Bahkan, Agus dan jajaran direksi akan terus berusaha memberikan perlindungan yang terbaik kepada seluruh pekerja. Data yang ada menunjukkan terdapat sekitar 130 juta pekerja di Indonesia yang harus dilindungi dalam program BPJS Ketenagakerjaan, dan 80 juta di antaranya merupakan pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU).

Kami sudah melakukan beberapa kolaborasi korporasi dengan perusahaan dan perbankan untuk menyalurkan dana CSR yang dimiliki mitra kerja kami dalam bentuk kepesertaan dan perlindungan program BPJS Ketenagakerjaan kepada para pekerja BPU kategori pekerja rentan melalui GN Lingkaran, ujarnya.

Dijelaskannya, program Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran) hadir untuk memperluas cakupan perlindungan BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerja BPU di Indonesia yang merupakan pekerja rentan. Pekerja BPU dalam kategori ini adalah pekerja yang bertahan hidup hanya dengan penghasilan harian yang didapat. Mereka mungkin tidak sanggup jika penghasilan harian mereka harus disisihkan untuk mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Program GN Lingkaran ini menjadi sarana untuk menjamin pekerja BPU mendapatkan perlindungan jaminan sosial untuk mengantisipasi risiko sosial ekonomi yang bisa terjadi selama beberapa bulan masa perlindungan, harapannya ke depan mereka dapat meneruskan kepesertaan mereka secara mandiri, jelas Agus.

Program GN Lingkaran ini disebut Agus, merupakan satu dari tujuh persembahan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan untuk pekerja Indonesia dalam menyambut HUT ke-39 ini.

Persembahan ke dua yaitu pengembangan sistem aplikasi BPJSTK Mobile dengan penambahan fitur seperti geotagging, informasi manfaat bagi non-peserta, dan penyempurnaan layanan pengaduan yang sudah ada dengan didukung interface aplikasi yang modern dan user friendly.

Persembahan ke tiga, BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan berbagai merchant untuk memberikan manfaat langsung yang bisa didapatkan sehari-hari oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan di ritel, hotel dan lain sebagainya. Tercatat sampai saat ini sudah lebih dari 400 merchant yang bekerjasama untuk memberikan manfaat langsung kepada peserta.

Ke empat, optimalisasi pengelolaan dana melalui investasi langsung pada properti komersial Social Security Tower yang dikelola perusahaan penyertaan langsung yang bertujuan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Ke lima, persembahan bagi generasi muda Indonesia yang akan mendapatkan edukasi jaminan sosial melalui media video kreatif. Bahkan ke depannya, BPJS Ketenagakerjaan mengajukan agar edukasi tentang jaminan sosial ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan  di sekolah.

Ke enam, BPJS Ketenagakerjaan akan merilis buku tentang transformasi Human Capital yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi praktisi SDM di perusahaan-perusahaan atau badan usaha lainnya.

Persembahan terakhir dari BPJS Ketenagakerjaan yaitu pengembangan program Penggerak Jaminan Sosial (Perisai), sebuah program keagenan jaminan sosial yang melibatkan masyarakat umum melalui kelompok masyarakat, pekerja atau pengusaha agar bisa menjangkau lebih banyak orang, beber Agus. 

Dikatakannya, Agen Perisai akan dilatih, disertifikasi dan lembaganya juga akan diakreditasi agar dapat menghasilkan agen yang berkualitas dan terbaik dalam memberikan informasi dan mengakuisisi peserta. Program Perisai ini merupakan program hasil adopsi model jaminan sosial yang sukses dilaksanakan di Jepang. Hal ini juga sebagai wujud kerja sama G2G antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang, dalam hal ini antara BPJS Ketenagakerjaan dengan JICA Jepang.

Ketujuh hal ini merupakan persembahan dari BPJS Ketenagakerjaan sekaligus komitmen untuk dapat melindungi dan menjamin kesejahteraan seluruh pekerja di Indonesia, tanpa terkecuali, tukas Agus.