Gubernur Dorong Seren Taun Jadi Daya Tarik Wisata

:


Oleh Prov. Banten, Senin, 29 Agustus 2016 | 09:14 WIB - Redaktur: Kusnadi - 605


Serang, InfoPublik -  Gubernur Banten Rano Karno mendorong agar acara Seren Taun menjadi salah satu daya tarik wisata budaya berkelas lebih luas dari Banten.

"Seren Taun Cisungsang adalah kearifan lokal sebagai salah satu jati diri Banten yang harus kita lestarikan,” ucapnya saat memberi sambutan di acara Seren Taun di Kawasan Kasepuhan Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Minggu (28/8).

Menurut Gubernur,  budaya adat Banten Kidul merupakan aset yang dimiliki oleh Banten dengan segala kekhasannya. Selain sebagai ritual tahunan, Seren Taun juga menjadi objek pariwisata lokal yang saat ini tengah diajukan ke Kementrian Pariwisata untuk dinobatkan sebagai warisan tak berbenda sama dengan beberapa kebudayaan dan kesenian yang sudah tercatat diantaranya seperti Seba Baduy, Debus dan Ubrug.

Oleh karenanya, Gubernur mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah melakukan perbaikan infrastruktur di Banten Selatan agar geliat di bidang sektor pariwisata terus menggeliat hingga jembatan menuju kesejahteraan rakyat.

“Kunjungan warga ke acara 'Seren Taun' ini terus meningkat. Bahkan saya kaget jika kunjungan warga atau wisatawan ke acara ini selama tujuh hari mencapai 15.000 orang," kata Gubernur didampingi Sekda Banten Ranta Suharta beserta jajarannya.

“Tahun depan saya instruksikan kepada Sekda agar acara seren taun mendapat sokongan dana pemerintah Rp1 milyar. Semoga tahun depan acara seren taun terus bergema dan lebih besar dan harus masuk dalam kalender nasional pariwisata sama halnya dengan acara seba baduy, ” tambahnya.

Seren Taun merupakan upacara adat budaya masyarakat di wilayah Banten Selatan, tradisi yang sudah berjalan sekitar 700 tahun ini tidak saja dihadiri masyarakat setempat, melainkan warga dari sejumlah daerah, seperti Bogor, Sukabumi, Jakarta, dan Serang juga  ikut menyaksikan.

Kasepuhan (Ketua Adat) Masyarakat Cisungsang Abah Usep mengatakan, prosesi Seren Taun merupakan syukuran setiap usai panen yang dilaksanakan di Imah Gede Kesepuhan Cisungsang. Ada bawaan padi dari masyarakat, ada rangkaian acara lainnya selama satu minggu.

“Masyarakat yang hadir dipersilakan makan secara gratis, ini bukan acara komersial,” kata  Abah Usep. 

Abah Usep mengatakan bahwa tradisi itu sudah berlangsung sekitar 700 tahun lalu dan dijalankan secara turun-temurun setiap tahun. Bahkan, kunjungan warga yang ingin menyaksikan tradisi tersebut setiap tahunnya terus meningkat.

"Dahulu pada saat para tamu yang datang ke acara ini sekitar 1.000 sampai 3.000 orang, kami masih mmapu ngasih makan. Sekarang lebih dari itu, kami keteter. Untuk itu, perlu dicarikan solusinya seperti apa agar kami juga bisa melayani semua tamu yang datang ke sini. Akan tetapi, tidak ingin membebani masyarakat di sini," kata Abah Usep.

Ia mengatakan bahwa tradisi tersebut merupakan bentuk syukur masyarakat Cisungsang atas hasil panen yang mereka peroleh serta sebagai jembatan silaturahmi antara masyaralat Cisungsang dan Pemerintah Provinsi Banten dan Kabupaten Lebak. 

Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai sarana rekreasi masyarakat dengan menyuguhkan berbagai hiburan dan kesenian.

“Acara hiburan dikemas oleh para sponsor dan pemerintah daerah. Saya ucapkan terima kasih kepada Disbudpar Banten dan Kabupaten Lebak yang telah membantu mengemas acara ini sehingga lebih menarik dan sukses,” katanya.

Bupati Lebak Iti Ictavia Jayabaya mengatakan bahwa di Kabupaten Lebak ada beberapa kesepuhan yang tergabung Kesatuan Adat Banten Kidul (Sabaki). Kesepuhan di Banten tersebut di antaranya ada di Citorek, Sobang, Cisungsang, dan Cipta Gelar.

"Saya berharap tradisi masyarakat adat ini bisa tetap dilestarikan dan menjadi salah satu destinasi pariwisata di Lebak dan Banten yang memberikan kontribusi bagi kesejehtaraan masyarakat sekitar," katanya.

“Kedepan tentunya bagaimana kita bersama kedepan acara ini menjadi paket wisata. Karena pembangunan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja tetapi semua elemen masyarkat harus terlibat. Yang terpenting taat kepada peraturan yang berlaku sehingga kita tetap selamat dunia akhirat,” sambung Iti.

Kunjungan Gubernur Banten ke Banten Selatan juga dirangkaikan dengan beberapa agenda kerja, antara lain melakukan pemantauan pembangunan jembatan Bolang di Malingping, mengunjungi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Saung Pintar Malingping, menghadiri silaturahmi akbar dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMHD) di Kecamatan Cigemblong, bertemu dengan nelayan bayah di Kecamatan Bayah dan rangkaian acara ditutup dengan menghadiri Jambore Linmas se-provinsi banten di Kecamatan Cibeber, Lebak. (Mc Banten/Kus)