Peringatan Pengelola Bus Trans Batam

:


Oleh MC Kota Batam, Rabu, 13 Juli 2016 | 09:38 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 749


Batam, InfoPublik  - Intimidasi, penganiayaan pegawai, hingga pengrusakan bus Trans Batam oleh oknum-oknum sopir angkutan kota (angkot) membuat pengelola Bus Trans Batam mengeluarkan ultimatum.

Kepala UPTD Trans Batam, Abdul Madian, menegaskan, jika terjadi lagi aksi serupa berikutnya, pihaknya tidak akan mau berdamai lagi.

“Cukup ini yang terakhir, kami tak akan mentolerir lagi. Tak ada kata damai lagi,” tegas Abdul Madian pada Senin (11/7/2016).

Ia mengatakan selama ini, pihaknya sudah cukup bersabar dengan tingkah laku para sopir angkot yang semena-mena terhadap pegawai Trans Batam. “Perbuatan mereka sudah sungguh terlalu,” ujarnya.

Beberapa petugas Trans Batam, sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa temannya. Mereka mengungkapkan bahwa selama ini pegawai Trans Batam diminta untuk tidak membalas tindakan provokatif oknum sopir angkot.

“Kami ini hanya pegawai, hanya melaksanakan perintah,” kata salah satu pegawai Trans Batam yang tak ingin disebut namanya di Sekupang.“Kalau marah jangan ke kami lah,” lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, satu unit bus Trans Batam BP 7929 EU koridor Tanjunguncang-Batamcenter yang dikendarai Sumardi kaca depannya pecah karena dilempar batu oleh Dedi, sopir angkot Anugerah biru BP 7011 GU di depan Perumnas Batuaji, Sabtu, (9/7) sekitar pukul 18.00 WIB.

Dedi mengaku kesal karena penumpang dari arah Batamcenter lebih memilih naik Trans Batam ketimbang angkotnya.

Kasus ini sempat sampaike polisi, namun dimediasi sehingga pihak Perum Damri akhirnya menyetuji ajakan damai dari pihak Dedi dengan syarat kerusakan kaca depan bus Trans Batam harus diganti oleh Dedi.

“Sudah berdamai mereka dan pihak pengrusak bersedia ganti kaca bus yang dilemparinya itu,” kata kanit Reskrim Polsek Batuaji AKP M Said.

Perusakan dan intimidasi terhadap pihak operator bus Trans Batam dari sopir angkot di Batam ini bukan kali yang pertama. Beberapa bulan belakangan ini sedikitnya sudah empat kali terjadi.

Kejadian yang sempat heboh adalah aksi penyandraan sopir dan juru tiketing bus Trans Batam di daerah Seibinti, Sagulung dua bulan yang lalu. Aksi penyendaraan itu karena masalah yang sama pihak sopir angkot khususnya Bimbar dan sejenisnya merasa kalah bersaing dengan bus Trans Batam.

“Ini sudah kali keempat, pemerintah kota Batam harus bisa ambil tindakan tegas. Kami bekerja untuk melayani masyarakat, tetapi kenapa terus dapat tekanan dan gangguan seperti ini,” ujar staf operasional perum Damri Batam, Surung Togi Pakpahan.(MC.Batam/Bp/Eyv)