Masuki Puncak Kemarau, KLHK Giatkan Patroli Terpadu

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 11 Juli 2019 | 15:30 WIB - - 248


Jakarta, InfoPublik - Memasuki puncak musim kemarau, KLHK giatkan patroli terpadu pencegahan di provinsi-provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Patroli terpadu menjadi langkah antisipasif KLHK bersama parapihak dalam menindaklanjuti kondisi di lapangan yang sudah menunjukkan peningkatan titik panas (hotspot), selaras dengan prediksi musim kemarau 2019 yang puncaknya akan terjadi bulan Agustus nanti.

Pelaksana Tugas Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B. Panjaitan, hari ini melepas tim Patroli Terpadu di Provinsi Kalimantan Tengah yang diselenggarakan di Halaman Markas Daops Manggala Agni Palangkaraya (9/7/2019).

Dalam arahannya, Raffles menyampaikan bahwa Patroli Terpadu Pencegahan Karhutla ini tidak hanya dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Tengah saja, namun juga dilaksanakan di provinsi rawan lainnya, seperti Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, Riau dan Sumatera Utara.

“Patroli Terpadu di Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun 2019 dilaksanakan secara bertahap, berkesinambungan dan menyeluruh pada 101 posko desa yang dimulai tanggal 1 Juli sampai dengan 31 Oktober 2019, dengan total jangkauan patroli pada 303 desa”, jelas Raffles.

“Bahkan pada beberapa kabupaten, seperti Sukamara, Seruyan, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya, patroli terpadu telah dimulai sejak awal bulan Maret - April 2019,” imbuh Raffles.

Kegiatan ini merupakan kegiatan serupa di Provinsi Kalimantan Tengah yang dilaksanakan sejak tahun 2016, 2017 dan 2018 dengan melibatkan para pihak di tingkat tapak, mulai dari unsur Manggala Agni, TNI, POLRI, Pemerintah Daerah (Aparat Desa/Kelurahan), dan masyarakat. Patroli terpadu sebagai salah satu perwujudan arahan Presiden RI pada setiap Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, yang salah satunya menegaskan untuk merespon kebakaran hutan dan lahan lebih awal melalui pencegahan dan penanggulangan dini di tingkat tapak.

Tidak hanya patroli terpadu saja, sejak awal tahun 2019 kegiatan pencegahan sudah mulai dilaksanakan melalui patroli rutin secara bersama-sama maupun mandiri pada masing-masing instansi atau organisasi, seperti Manggala Agni, TNI, POLRI, BPBD, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Masyarakat Peduli Api, Tim Serbu Api Kelurahan, Pelaku Usaha Kehutanan/Perkebunan, dan sebagainya. Bahkan instansi atau organisasi tersebut juga sudah melaksanakan penanggulangan dini kebakaran hutan dan lahan secara bersama-sama maupun mandiri di beberapa lokasi.

Patroli Terpadu diinisiasi dan didanai oleh KLHK sebagai upaya optimalisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan mengedepankan prinsip deteksi dini, kemutakhiran data, kehadiran petugas di tingkat tapak, dan sinergitas antar instansi atau lembaga dengan masyarakat tingkat desa. Masing-masing Tim Patroli Terpadu setiap hari melaksanakan kegiatan sosialisasi door to door kepada masyarakat serta melakukan deteksi dini tingkat kerawanan kebakaran dengan basis desa.

"Diharapkan melalui patroli terpadu ini, intensitas kebakaran hutan dan lahan menurun sehingga tidak berdampak pada kabut asap,” tandas Raffles.

Sebagai informasi, total jumah hotspot sejak 1 Januari hingga 8 Juli 2019 berdasarkan Satelit NOAA sebanyak 577 titik. Pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 705 titik. Hal ini berarti terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 128 titik / 18,16 %.

Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan Conf. Level ?80% menunjukkan data jumlah hotspot sebanyak 1.562 titik, pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 770 titik, terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 792 titik atau 102,86%.(*)

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Djati Witjaksono Hadi – 081977933330