BI Jatim - Polrestabes Surabaya Ungkap Pembuatan dan Pengedaran Uang Rupiah Palsu

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Minggu, 8 November 2020 | 14:46 WIB - Redaktur: Tobari - 604


Surabaya, InfoPublik – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Jawa Timur komitmen dalam memastikan peredaran uang di masyarakat untuk dapat dikenali keasliannya.

Sejalan dengan hal itu, BI Jatim bekerja sama dengan Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil mengungkap pembuatan dan pengedaran uang rupiah palsu pecahan 100.000 Tahun Emisi 2014 sebanyak 11.155 lembar.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Imam Subarkah, mengatakan, Bank Indonesia mengapresiasi kinerja Satreskim Polrestabes Surabaya atas terungkapnya kasus ini.

Menurutnya, memalsukan uang merupakan sikap yang tidak menghormati symbol negara sebagaimana Undang-Undang RI No.7 tahun 2011 tentang mata uang.

“Pihaknya akan mendukung proses hukum kasus tersebut sebagai saksi ahli terkait identifikasi keaslian rupiah,” ungkap Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim Imam Subarkah, dalam rilisnya, Jumat (6/11/2020)

Sejalan dengan hal tersebut Waka Polrestabes Surabaya AKBP Hartoyo menyampaikan bahwa “Pasal yang dipersangkakan kepada setiap orang yang memproduksi, menjual, membeli, mengimpor, mengekspor.

Kemudian menyimpan dan atau mendistribusikan mesin, peralatan atau alat cetak, plat cetak atau alat lain dan atau mendistribusikan bahan baku yang digunakan atau dimaksudkan untuk membuat rupiah palsu.

Sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 Jo Pasal 27 UU RI No.7 tahun 2011 tentang mata uang dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Imam Subarkah juga menyampaikan apresiasi setinggi tingginya, karena dalam kasus ini kepolisian tidak hanya menangkap pengedarnya, namun seluruh pihak yang terlibat mulai dari pendanaan, sampai dengan pencetakan.

Selain itu, BI juga meyakini bahwa uang rupiah palsu yang dibuat dan diedarkan mampu dikenali melalui cara 3D (dilihat, diraba, diterawang).

“Masyarakat kami imbau untuk terus waspada terkait peredaran uang rupiah palsu dengan terus menerapkan 3D dalam setiap transaksi pembayaran tunai yang dilakukan,” kata Imam. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-ryo/toeb)