Harga Bensin Melonjak Tinggi di Sumba Barat Daya

:


Oleh MC KAB SUMBA BARAT DAYA, Rabu, 9 Oktober 2019 | 13:05 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 1K


Sumba Barat Daya, InfoPublik - Di SPBU Radamata antrian kendaraan sangat padat begitupun dengan SPBU yang berada di Taworara Desa Wee Renna. Masih banyak kendaraan yang mengantri untuk pengisian BBM di SPBU. Tampak beberapa pedagang eceran yang sedang melakukan pengisian kembali bensin dalam botol-botol, untuk dijual kembali kepada masyarakat pengendara sepeda motor.

Kepada media Yumina Malo seorang Guru Pendidik SMAN 1 Wewewa Timur mengatakan, sejumlah pengguna BBM mengakui adanya kesulitan dalam memperoleh BBM khususnya bensin.

“Ini memang langka, terakhir kemarin harganya sampai Rp. 50.000 per botol aqua besar,” tutur Yumina warga Wewewa Barat.

Yumina mengaku harus terpaksa membeli bensin yang diisi dalam botol aqua besar meskipun harganya sangat mahal.

“Demi tugas dan tanggung jawab mengajar harus tetap beli bensin yang mahal. Gara-gara bensin mahal akhirnya anak-anak siswa tidak dapat ilmu dan pengetahuan dari guru. Jadi apapun resiko sebagi guru harus profesional dalam menjalankan tugas yang dipercayakan oleh atasan,” ungkapnya semangat.

Hal senada juga diungkap oleh Ester Langi, staf dealer motor di Waitabula juga mengakui hal tersebut. Baginya bensin kini merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang mestinya ada. Tidak heran saat BBM langka, banyak masyarakat yang merasa mengeluh karena kenaikan harga bensin sekarang sangatlah mahal.

“BBM itu penunjang yang mestinya ada dan tidak bisa tidak. Saat langka semua warga masyarakat termasuk saya mengeluh. Kita tidak bisa kemana-mana, mau beli harganya begitu mahal. Tentu ini harus jadi perhatian serius semua pihak,” tuturnya.

Ia bahkan menyebut kelangkaan BBM semacam ini harus jadi pelajaran untuk membenahi sistem pengaturannya, seperti membatasi para penjual eceran yang kini jumlahnya begitu banyak di SBD.

“Pemerintah Kabupaten SBD harus tegas kepada penjual bensin eceran, bila perlu tanya kepada mereka ada surat ijin tidak menjual bensin secara eceran. Kalau ijin nya tidak ada langsung disita saja itu bensin sama penjual bensin eceran,” ungkapnya tegas.

Sementara, pengawas SPBU Radamata, Lusi saat dikonfirmasi mengaku kelangkaan BBM ini diakibatkan terlambat masuknya kapal tanker penyuplai BBM ke depot Sumba Timur. Pihaknya sejak beberapa hari terakhir hanya bisa melayani BBM jenis bensin dengan stok yang sangat terbatas.

“Pasokan BBM dari Depot Waingapu terhambat, khusus untuk BBM jenis Pertalite dan Pertamax, pasokan ke SBD terhenti selama 3 hari kerja terhitung tanggal 3-6 Oktober 2019. Sementara itu premium tetap masuk sesuai kuota yakni 8.000 liter sehari. Kondisi ini menyebabkan pihak kami melakukan pelayanan premium saja, sehingga jumlah yang seharusnya cukup untuk konsumen di SBD menjadi kurang. Akibatnya para konsumen Pertalite dan Pertamax terpaksa beralih ke premium,” ungkapnya. (MC. Kabupaten Sumba Barat Daya/Isto)