BPNB Aceh Telusuri Jejak Sejarah Kota Pematangsiantar

:


Oleh MC KOTA PEMATANGSIANTAR, Selasa, 18 Juni 2019 | 19:41 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Pematangsiantar, InfoPublik - Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI wilayah kerja Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, bersama 60 pelajar SLTA mengunjungi kota Pematangsiantar.

Rombongan diterima Wali Kota H Hefriansyah melalui wakilnya Togar Sitorus di Siantar Hotel, Selasa (18/6).

Sambutan Wali Kota Pematangsiantar yang dibacakan Togar Sitorus menerangkan, Kota ini dalam lintas sejarahnya memiliki nilai penting, terutama selama perang kemerdekaan dan juga dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada masa itu, Kota yang berhawa sejuk ini sempat disebut sebagai "Kota Revolusioner". Sebab, pejabat pemerintah, pegawai, politisi, tentara, laskar, dan pengungsi semua berkumpul di Pematangsiantar.

Ada sebuah plakat yang terbuat dari pualam yang disematkan di Pintu Utama Balaikota Pematangsiantar, yang menjadi bukti bahwa kota ini, dahulu pernah sebagai jantung Sumatera.

Pemilihan Kota Pematangsiantar sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, adalah suatu kehormatan dan penghargaan kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar. Untuk itu, kami sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya pelaksanaan kegiatan ini, sebut Togar Sitorus.

Penelusuran jejak sejarah di kota Pematangsiantar melalui program Lawatan Sejarah Daerah (LASEDA) tahun 2019, mengangkat tema "Romantika di Jantung Sumatera: Pematangsiantar dan Peristiwa di Sekitarnya", kata Irini Dewi Wanti Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh.

Lebih lanjut dikatakan Irini Dewi didampingi Direktur Sejarah Ditjenbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Triana Wulandari, pada intinya lawatan ini diperuntukkan bagi para siswa-siswi agar dapat memperluas pemahaman tentang sejarah bangsa.

Lebih khusus, sejarah dan warisan budaya di daerah. Tujuannya, agar tidak mudah tenggelam di tengah perkembangan zaman, tetap utuh, dihormati, dan dikenal secara beregenerasi.

"Mulai dari kita saat ini sampai anak cucu kita ke depan untuk melestarikan, melindungi, dan terus memelihara peninggalan bersejarah dan tradisi bangsa," kata Irini.

Tampak hadir Ketua TP PKK Pematangsiantar Ny Syaputri Hefriansyah, Kadisdik Pematangsiantar Edi Noah Saragih, para siswa-siswi SLTA, guru bidang studi sejarah tingkat SLTA dari Provinsi Aceh dan Sumut, dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, Balai Arkeologi Medan, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut. (Humas/Toni/Bam/toeb).