BPIP : Keberagaman Secara Natural Merupakan Karakateristik dari Keindonesiaan

:


Oleh MC KAB SORONG, Sabtu, 1 Juni 2019 | 19:01 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 391


Sorong, InfoPublik – Plt Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono menilai keberagaman secara natural merupakan karakteristik dari Keindonesiaan, sehingga peringatan Hari lahirnya Pancasila mampu menyatukan semua sebagai satu bangsa dan hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"seperti diketahui bahwa kondisi geografis yang memposisikan wilayah Indonesia sebagai Negara kepulauan makin memperkokoh konsep dan keyakinan akan "Tanah Air Indonesia".kata Hariyono dalam sambutan yang dibacakan Wakil Bupati Sorong Suka Harjono, pada upacara peringatan Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni, yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Sorong, Sabtu (1/6/2019).

Menurutnya, Kesatuan gugusan pulau yang berada di antara dua Samudra Pasifik dan Hindia, serta di antara dua benua, Asia dan Australia, meneguhkan bahwa kita sebagai bangsa memiliki ruang hidup tanah-air sebagai satu kesatuan.

Ada relasi dan perpaduan antara darat dan laut yang saling menguatkan sebagaiman dalam konsep wawasan nusantara. Di wilayah nusantara tumbuh flora dan fauna yang beragam. Keberagaman secara natural merupakan karakateristik dari keindonesiaan.

Demikian pula secara antropologis dan sosiologis keberagaman ras, etnis, agama, kepercayaan dan budaya yang ada di Indoneia sudah ada sejak masa pra aksara hingga sekarang. Kita Indonesia hidup dan bahagia dalam keberagaman. 

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para "pendiri bangsa" merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa  buat bangsa Indonesia.

"Walaupun kita sebagai bangsa masih belum secara sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita akui bahwa eksistensi keindonesiaan baik sebagai bangsa maupun sebagai negara masih dapat bertahan hingga kini berkat Pancasila."kata Hariyono

Dikatakan, Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan. keberagaman kondisi geografis, flora, fauna hingga aspek antropologis dan sosiologis masyarakat hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif. Proses internalisasi sekaligus pengalaman nilai-nilai Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Berkat Pancasila yang berlandaskan dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah. Berkat Pancasila sebagai bintang penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut menjadi identitas nasional dalam wadah dan slogan "Bhinneka Tunggal Ika".

Dalam konteks itulah, sesuai dengan pesan Presiden Jokowi bahwa memperingati dan merayakan hari kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni merupakan suatu keniscayaan. Pertama kita berusaha mengenang dan merefleksikan momentum sejarah dimana pendiri bangsa berhasil menggali nilai-nilai fundamental bangsa indonesia sebagai dasar Negara,  sehingga bangsa nusantara yang beragama dapat bersatu dan menyatu sebagai satu bangsa.

Sebagai bangsa besar kita tidak akan meninggalkan sejarah, apa yang oleh Bung Karno pernah disebut "Jas Merah". Untuk menghormati jasa pendiri bangsa sekaligus meneguhkan komitmen terhadap ideologi negara itulah kita memperingati hari kelahiran Pancasila sebagai salah satu kebanggan nasional (naitonal pride).

Peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni bukan sesuai yang terpisah dari momentum perumusan "Piagam Jakarata"oleh "panitia kecil" tanggal 22 Juni dan pengesahan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 oleh panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945.

Jadi 3 peristiwa penting tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan demikian, kita harapkan perdebatan tentang kelahiran Pancasila suadh tidak diperlukan lagi. Yang diperlukan mulai saat ini adalah bagaimana kita semua mengamalkan Pancasila secara simultan dan terus menerus. 

Kedua, dengan merayakan hari kelahiran Pancasila kita bangun kebersamaan dan harapan untuk menyongsong kehidupan berangsa dan bernegara yang lebih baik. Pancasila sebagai "leitstars dinamis", bintang penuntun mengandung visi dan misi negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pembangunan bangsa ke depan. Sebagai energi positif bangsa, Pancasila terus memberikan harapan untuk masa depan, khususnya dalam merealisasikan visi dan misi bangsa Indonesia. 

Acara peringatan ini ditandai dengan pengibaran sangsaka merah putih, pembacaan   teks Pancasila, pembacaan pembukaan UUD 1945, pembacaan doa. Peserta upacara terdiri dari Aparatur Sipil Negara, TNI, Polri serta turut dihadiri para pejabat sipil, TNI, Polri serta tamu uandangan.

Di penghujung sambutanWakil Bupati Suka Harjono  atas nama Bupati Sorong menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa, dan sekaligus mengucapkan ‘Monal Aidin Wal Faidzin (mohon maaf lahir dan batin ) kepada umat Muslim yang ada di Kabupaten Sorong. Semoga nuansa hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah  (2019 Masehi) membawa suasana kebersamaan kita dalam membangun bangsa dan Negara, lebih khusus bagi kita di Kabupaten Sorong, tutupnya. (MC Kab. Sorong/rim)